;;;

Bismillah untuk ini..

“Allah itu Tujuan kami… Rasulullah tauladan kami., Alquran Undang-Undang kami.. Jihad itu jalan hidup kami Mati di Jalan Allah Cita2 kami TerTinggi..”

IKHTIAR..

Bernilainya Ikhtiar bukan nampak dari hasil yang diraih. Melainkan dari proses yang benar dan dilakukan secara ikhlas berlandaskan ke Tauhidan kepada Allah Ta'ala.

Jadilah Seperti PENSIL..

Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya Allah, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya”.

HAI SAHABAT..

Kadang Suatu Perpisahan Disertai Dengan Tetesan Air Mata.. Tapi Ingatlah, Sahabat Sejati Tak Akan Melupakanmu, Meskipun Ku Tak Lagi Mengingat Namamu, Tapi Ku Akan Mengenang Masa Lalu Bersama Teman Terbaik Yaitu Dirimu.. :)

KECERDASAN..

Kecerdasan Bukanlah Sebuah Keistimewaan. Tapi Kecerdasan ialah Sebuah Karunia Yang Sangat Istimewa dari Allah Ta'ala.. Karna itu Janganlah Berbesar Kepala, Kapanpun, Dimanapun Dan Apapun Allah Bisa Mengambil Semuanya Termasuk Kecerdasan..

Tampilkan postingan dengan label from my heart. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label from my heart. Tampilkan semua postingan

Untuk Kamu Disana..

0 komentar

Untuk kamu disana..
apa kabar ya dirimu..? Baru sebentar saja tidak ada kabar tentangmu seperti ditinggal bertahun-tahun lamanya.. Semoga kamu baik-baik ya disana, dan senantiasa dalam lindungan Allah.. Aamiin

Untuk kamu disana..
rindu rasanya tak mendengarkan cerita-cerita menarik darimu, kekesalan-kekesalanmu, ambekan-ambekanmu, pertanyaan-pertanyaanmu.. Hmm.. Apa lagi ya.. Rindu deh pokoknya.. *peluk jauh

Untuk kamu disana..
masih ingatkah pesan yang saya post di jejaring sosial? Lalu kemudian saya hapus. Jika lupa, ini pesannya ''sangat disayangkan, pertemuan sudah terjadi terlalu awal.. tapi yang ditakutkan adalah akhir dari cerita ini'' Tapi buat ku, kamu salah menyimpulkan.. kamu hanya menanggapi pesan pada kalimat depannya saja, tidak untuk pada akhir kalimat.. saya tidak mempermasalahkan atas pertemuan yang terjadi pada hari itu, tapi yang saya permasalahkan adalah pada akhir kalimat dari post pesan itu.. Saat itu saya ingat kata-kata si mbah @webmasterid yang berbicara tentang cinta.. Kurang lebih begini pesannya ''jangan menyesal jika orang yang kita sering sms, telp dll itu akhirnya hanya memutuskan untuk berteman. ''

Untuk kamu disana..
Itulah yang saya takutkan, bukan mempermasalahkan atas pertemuan kita waktu itu.. Saya takut nanti akan menjadi teman buatmu saja, terus terang saya tak mau jadi temanmu tapi saya mau jadi teman pendamping hidupmu..

Untuk kamu disana..
Saya memang salah, seharusnya tidak ada yang perlu ditakutkan, semuanya sudah diatur oleh-Nya untuk berpasang-pasangan.. Ya jika boleh saya meminta, ya kamulah jawabannya tapi saya kembalikan lagi kepada Yang Maha Punya Hati..

Untuk kamu disana..
 Saya sangat percaya akan pada keajaiban Allah dan sejujurnya saya lebih menyukai cara Allah yang tidak menghubungimu, tidak menanyai kabarmu, tidak menanyai keberadaanmu, tidak saling bertemu tapi nanti kita bisa dipertemukan Allah dengan cara yang indah..

Untuk kamu disana..
Masih ingat artikelnya nadhira ''ketika dhira jatuh cinta'' ? Yang lupa atau belum baca artikelnya dhira ini ada linknya  ketika-dhira-jatuh-cinta ya saya ingin bisa seperti dia, yang apa-apa itu selalu menyangkutkan Allah dulu termasuk dalam urusan jodoh.. Saya pun lagi belajar untuk hal ini khususnya..

Untuk kamu disana.. Jaga dirimu baik-baik, perbaiki dirimu disini ku juga sedang perbaiki diriku, dengan tidak menghubungimu semoga kita bisa dipertemukan oleh Allah dalam ikatan yang resmi, jika kita tidak dipertemukan oleh-Nya semoga kita mendapat pasangan yang jauh lebih baik.. Aamiin

Untuk kamu disana..
 Tulisan ini dibuat dua hari setelah kita bertemu Salam dari saya sendiri, putro :)

Cerita dari ajaibnya bersholawat..

0 komentar


Sudah menjadi kebiasaan setiap hari kamis, kami selalu bermain futsal bersama teman-teman kampus. Jika ketika kami masih masuk kuliah, tentunya yang bermain semakin banyak atau setidaknya cukup tidak kurang. Walaupun bermainnya hanya satu jam saja, tapi itu sudah cukup puas itung-itung ilangin stres tugas-tugas kampus walaupun sesaat. Terkadang jika orangnya melebihi perkiraan kami suka nambah waktu bermain satu jam lagi itupun jika lapangan kosong, jika tidak ya sudah mau apa lagi kita pulang..

Ketika memasuki liburan semester, kami tetap melanjutkan bermain futsal walupun dua seminggu sekali tidak seminggu sekali lagi,, sekalian olahraga, melepas rindu dan menjaga silahturahmi kepada teman-teman..hha..  Empat minggu sudah berjalan, kelihatannya orang yang bermain oke-oke saja tapi lama kelamaan semakin berkurang saja, maklum liburan banyak yang pulang kampung dan pada refreshing. Nah minggu kemarin sudah bermain, seharusnya minggu ini libur dulu, tapi temen saya ingin sekali bermain katanya kakinya gatel banget pengen tendang bola.. hha..  yasudah, saya sih oke-oke saja..
Tiba lah hari kamis, cobaan pun datang.. waktu menunjukan jam dua belas siang tapi hari itu bagaikan malam, gelap sekali dan akhirnya sebelum jam satu, tibalah hujan yang sangat deras sementara lapangan sudah di boking jam 2.. Lalu saya berpikir “liburan ajah dah sepi yang main apalagi ujan gini..” Setengah dua, hujan masih belum reda sampai-sampai sudah jam 2 saja. Akhirnya setelah menghubungi teman-teman tapi kliatannya masih ragu-ragu, saya memutuskan untuk berangkat saja. Waktu menunjukan jam 2, berarti kira-kira saya sampai disana setengah tiga.. Walaupun keadaan hujan deras saya tetap berangkat, rugi sih dalam pikiran, main berarti gak full nih tapi gak apalah yang penting hadir dan gak kecewakan teman..

Nah disini lah, dalam perjalanan saya menaiki kendaraan umum, saya tak henti-henti bersholawat. Yang di dalam kendaraan umum hingga kliatan bingung melihati saya yang komat-kamit terus tanpa henti. Saya gak peduli lah, saya lagi mengejar waktu agar tidak terlalu terlambat. Setengah jam berlalu, tiba lah saya di lapangan. Ternyata temen saya belum pada main dan hanya ada 5 orang, butuh 4 orang lagi nih untuk bermain, mereka ragu apakah main atau tidak waktu pun sudah jam 14.35, tinggal 25 menit lagi. Kebetulan sekali di sana ada beberapa orang yang mungkin habis bermain tetapi belum pulang, kami ajak saja mereka, main gratis siapa yang tidak menolak. Pukul 14.40 akhirnya main juga walaupun tinggal 20 menit, tak apalah yang penting olahraga udah ujan-ujan sampai sini masa gak main.. hha.. Tetttt.. bunyi bel pun berbunyi menandakan waktunya telah habis, keluarlah kami semua dari lapangan dengan rasa tidak puas. Mungkin karena kebetulan ya, atau sang pemilik lagi berbaik hati, atau? Entahlah, tapi saya yakin mungkin ini keajaiban dari sholawat, seakan Allah sangat dekat disini dan membantu kami semua. Yang jelas ini tidak pernah terjadi kepada kami semua atau semua yang pernah bermain disana. Dia yang pemilik lapangan menghampiri kami semua setelah keluar lapangan dan menanyakan “Kenapa kok telat mainnya?”. Lalu saya menjawab karena dia melihat ke saya “ Hujan mas, jadi telat..” Dia berkata lagi, “Mau main lagi gak?”, “Mau lah mas” kata temen saya secara spontan. “Yasudah main lagi ajah tapi sampai jam setengah empat ya” kata sang pemilik. Sontak kami semua senang, bingung, dan heran.. hha .. kapan lagi nih, sang pemilik yang kelihatannya sangat jutek kepada semua orang tiba-tiba berbaik hati..  hoho..

Jadi intinya, cepat atau lambat cobaan akan selalu datang kepada kita semua, siap ga siap kita harus tetap terima cobaan yang kita hadapi.. Namun ingatlah Allah selalu bersama kita sholawat kepadanya, semua akan terjadi yang kita tak ketahui..

"AIR"

0 komentar


Air.. Air selalu ada dalam kehidupan manusia. Tanpa air manusia tak akan bisa hidup. Air selalu dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Ya.. semua makhluk hidup bukan hanya manusia saja. Lalu air seperti apa yang diinginkan oleh semua makhluk hidup itu, tentu saja air yang tenang ,air yang sehat, air yang suci, air yang bersih, air yang sejuk dll. Namun terkadang air sulit di tebak terkadang baik dan kadang menjadi hal menakutkan. Untuk mendapatkan air yang baik pastinya tidak mudah, butuh mencarinya dan menelitinya apakah air itu baik atau sebaliknya. Bukannya berkata sulit, tapi air baik itu selalu ada disekitar kita jika kita menyadari. 

Air.. Air akan lebih baik jika air itu mengalir terus hingga dia bermuara di suatu tempat dan mengalir lagi ke tempat yang lebih rendah dan seterusnya hingga dia bercabang-cabang kecil dan kecil masuk ke dalam rongga-rongga tanah. Indah bukan jika air itu terus mengalir walaupun kecil tapi tanpa terputus-putus. Takkan ada habisnya berbicara tentang air. Lalu bagaimana jika air itu terhambat oleh sampah-sampah yang menumpuk? Air tidak selalu sendirian, dalam air masih ada air. Ingat Air adalah air, selama ada celah, air akan terus masuk  walaupun hanya setetes demi setetes meskipun dia membeku sekaligus.

Air.. bagaimana air ini ku ibaratkan dengan lima kata tentang perasaan senang semua makhluk hidup..

Sebuah Biji Tanaman

0 komentar


Sendiri.. ku melihatmu yang tak punya teman, tak punya sahabat, tak punya kerabat, tak punya kekasih, tak punya saudara,  dan tak punya keluarga. Kamu seperti makhluk dari angkasa yang jatuh dari bumi yang tak tahu tujuan mu datang kesini. Kamu seperti pengembara yang tidak membawa sedikit bekal untuk melanjutkan perjalanan. Sehingga aku tak tega kau berada disini yang datang di tengah dedaunan yang telah membusuk dan ranting-ranting yang sudah tak berguna bagi induknya. Aku yang menemukanmu sendiri disini, saat itu aku bersumpah akan merawatmu hingga besar nanti, aku yang akan menolong pertama bila kau sedang ada masalah, pokoknya akulah yang pertama bagimu..
Bertahun-tahun berlalu, kini kamu sudah besar. Kau bagaikan gunung yang muncul dari bumi tarpancang hebat, kuat dan gagah berani. Kau bagaikan langit yang membentang luas di angkasa, yang dipenuhi benda luar angkasa bertebangan. Segala rintangan kau dan aku telah lewati, suka duka telah kita jalani. Bahkan hingga sekarang, orang di luar sana yang selalu menjelek-jelekan kamu, yang kau tak bisa menghasilkan apa-apa, yang hanya bisa menangis.  Aku tak peduli itu, setiap pagi aku menghusap sedihmu, karna setiap kamu menangis itu adalah ladang kebaikan setiap orang yang ingin dihapus dosanya. Tapi sayang semua orang tak menyadarinya. Entah kenapa belakangan ini kau sering menangis, kurasa ini mungkin faktor cuaca. Tangisanmu kini tak kenal waktu, hanya sentuhan udara kecil engkau menangis. Aku tak tahu apa yang kau rasakan, sepertinya kamu sedang lagi belajar akting yang terus menangis tanpa sebab. Hari-perhari berjalan seiring waktu, kamu pun tak kunjung membaik. Karna tingkah lakumu itu, orang-orang  disekitar semakin resah melihat keberadaan kamu disini. Hingga akhirnya aku tak kuasa menuruti dia yang berkuasa disini. Dengan senjata tajam di tangan ku, kau bersiap dalam kematian. Dan akhirnya terjadi yang tak ku inginkan, aku yang merawatmu dan aku pula yang membunuhmu. Meskipun sisa ragamu masih sebagian tertanam tapi kau tak tapat menangis lagi yang bisa menjadi kebaikan di setiap rintihan tangismu. Pagi ini aku merindukan tangisanmu. Selamat jalan sebuah biji tanaman kecilku..

Apapun yang terjadi, saya ikhlas..

0 komentar

Wahai Sahabatku.. Dulu kita adalah 4 sekawan yang terbaik saat kita menginjak bangku sekolah dasar.. Dulu kita bagaikan "F4 Indonesia" yang pada saat itu lagi jaman-jamannya.. Berbagai masalah telah kita lalui dengan senang hati.. Dan tidak pula kita pun sering bertengkar dalam masalah yang sepele.. Hal yang paling diingat adalah kami selalu main tunggu-tungguan pada saat berangkat sekolah.. Rumah kami memang saling berdekatan dan kami selalu berangkat dengan jalan bereng-bareng.. Aku ingat sekali aku yang selalu datang duluan untuk menyamper temanku untuk ke Sekolah.. Kami selalu menuggu di tempat rumah temanku yang selalu pemberani, Dani. Dia memunyai badan yang besar dibandingkan dengan kami semua, dan mempunyai ketingkat percaya diri yang tinggi. Terkadang dia suka marah dan sulit untuk mengontrol emosinya. Dani bocah kecil yang lugu.  Dan kedua yang sampai pada tempat itu adalah Uje, dialah teman kami yang paling alim. Dia yang mengajarkan kepada kami semua untuk solat Dhuha, belajar tata krama menurut agama, belajar mecintai seorang wanita, belajar cara untuk lebih bersabar, dia sangat pintar dalam membuat puisi, yang jelas pada saat itu dialah yang mempunyai wawasan lebih tinggi dari kami semua. Rumah dia memang tidak terlalu dekat dengan ketiga rumah kami, jadi dia kadang bareng berangkat ke sekolah kadang sebaliknya.. Dan Nana, kami semua adalah orang yang jahat kepadanya, dialah yang menjadi bahan lelucon dari kami semua dan terkadang kami sering minta duit kepadanya dengan alasan “wah iya dulu lo pernah minjem duit ama gw, tapi lo blum pulangin” padahal cuma satu orang yang punya hutang tapi pada ikut-ikutan.. Kasihan dia, kami bersalah kepadanya.. Rumah dia berhadapan dengan rumah Dani jadi dia selalu menengok dahulu ke rumah Dani sudah ada saya ataupun Uje yang menunggu, Jika belum ada dia tidak mau menjadi orang yang pertama menunggu..hha.. Meskipun menjadi tempat perkumpulan untuk menuju ke sekolah, tapi faktanya tuan rumah ini selalu belakangan, jadi terkadang tunggu kami semua berkumpul baru kita jalan..  tapi itu semua adalah masa lalu.. Kini kita sudah berpisah, tidak satu sekolah lagi tidak main samper-samperan lagi tidak jalan bareng lagi..

Yang pertama adalah Uje, semenjak lulus dari Sekolah Dasar dia melanjutkan untuk pergi ke pesantren yang ingin menjadi Kyai, katanya dulu. Sedih rasanya kehilangan satu personil yang sudah kita anggap seperti saudara sendiri, namun kita semua tidak bisa berbuat banyak untuk menghalang dia untuk pergi. Disisi lain, kami semua melanjutkan untuk ke Sekolah Menengah Pertama, namun saya terpisah juga dengan Dani dan Nana yang bisa satu sekolah lagi. Semakin sulit saja saya untuk bisa bermain bareng karna jadwal kami tentunya berbeda. Namun kami berjanji untuk bisa satu sekolah lagi ketika masuk SMA nanti tentunya, kami pun harus belajar dengan giat untuk mencapai sekolah yang di tuju bersama. Suatu hari ketika liburan datang, Uje datang untuk melepas rindu kepada keluarganya dan tentunya kepada kami semua. Dia terlihat semakin alim saja tapi itu tidak bertahan lama hanya sebentar saja dia liburan dan tidak menyempatkan bermain lagi dengan kami semua karna harus kembali untuk mencari ilmu di pesantrennya. Setelah kepergian dia, berbulan-bulan dia tidak kembali lagi kesini, kami bingung padahal ini sudah masuk liburan sekolah. Setelah mencari tahu kepada tetangganya, ternyata rumah dia sudah dijual, jadi pantas saja dia tidak main-main lagi kesini. Sekarang dia tinggal di Bandung tepatnya. Kami semua jelas sedih, sudah tidak bisa lagi melihat dan bermain rekan sahabat kita dulu. Kami doakan sukses selalu temanku.. kami merindukanmu..

Setelah kehilangan Uje kami masih sama seperti yang dulu, namun kini rumah Nana sudah tidak lagi berhadapan dengan rumah Dani, jadi si Nana ini kesannya tidak punya teman selain Danank dan saya semenjak pindah, dia cenderung untuk merasa nyaman di rumah. Bertahun-tahun sudah berlalu kami sudah lulus SMP dan melanjutkan ke SMA, tapi disini kami terpisah semua, tidak ada yang satu sekolah lagi. Sontak kami sedih, tidak bisa berangkat ke sekolah bersama lagi. Pagi berganti siang berganti sore berganti malam dan seterusnya. Kami kini sudah menginjak masa remaja yang dimana ini saatnya menemukan jatidiri kita masing-masing. Disinilah teman kami salah bergaul. Dani, dia memilih untuk mencari jatidirinya dengan mengikuti perintah teman-temannya. Segala merk minuman keras dia minum, hidupnya menjadi tidak karuan. Dia pernah menabung demi untuk membeli sebuah pedang panjang atau sering disebut samurai, katanya untuk berjaga-jaga jika ada yang mencari masalah. wah wah.. Pulang selalu malam sampai di rumah dia terkadang marah-marah tidak jelas. Hingga suatu ketika Ibunya sakit dan akhirnya meninggal dunia. Dani hanya bisa menangisi dan tidak bisa berbuat apa-apa. Hidupnya sedikit membaik seketika sepeninggalan ibunya tapi masalah datang menghampirinya, dia di keluarkan dari sekolahnya karena sering berbuat masalah. Setelah di keluarkan dari sekolahnya dia cenderung lebih baik mendapat teman-teman yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Dia sudah tidak minum-minum lagi dan tidak ada lagi samurai di kamarnya. Kini ketika dia lulus dia ingin seperti kakaknya ingin menjadi polisi. Rumahnya tinggal separuh karna yang separuh dijual untuk membiayai kakaknya untuk masuk polisi. Tidak ada seorang perempuan di rumahnya, menjadi rumahnya berantakan, maklum laki-laki semua. Singkat kata singkat cerita kami lulus dari SMA, saya dan Nana melanjutkan untuk masuk perguruan tinggi, sementara Dani dia menganggur karna ingin masuk polisi seperti kakaknya.
Disinilah akhirnya kami akan terpisah lagi dari rekan sahabat kami untuk kedua kalinya. Dani.. sudah menjalankan tes beberapa kali untuk masuk polisi belum berhasil, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pindah KTP karna menurutnya lokasi disini terlalu banyak yang daftar sehingga pesaingnya semakin berat. Tes untuk masuk polisi kini tiba lagi, untuk masuk polisi butuh biaya yang sangat besar. Hingga akhirnya Dani menjual rumahnya dan memutuskan untuk mengontrak. Namun sayang.. Tes kali ini yang sangat ditungu-tunggu Dani masih belum berhasil, sudah menjual rumah, but finally.. nihil.. Uang memang di kembalikan dan tes pun akan tetap ada untuk selanjutnya, tapi saya sedih.. dia teman terbaik saya dari kecil hingga sekarang.. saya ga siap untuk kehilangan teman terbaik saya lagi.. tak lama lagi dia akan pergi dari sini, meninggalkan saya dan nana.. saya tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya..  Semoga saja dia berhasil menjadi yang dia impikan.. Saya sangat merindukan kalian semua.. Allah punya rencana lain dari ini semua, semoga kita bisa bertemu dan berkumpul semua lain waktu nanti.. T,T..

Terima Kasih :)

0 komentar


Saya adalah orang yang pendiam tak banyak bicara dan tertutup bisa disebut dengan itu, jarang sekali cerita tentang yang saya alami kepada teman maupun keluarga saya sendiri. Setiap ada masalah saya cenderung untuk memikirkan jalan keluarnya sendiri, entah kenapa pola pikir saya itu bergerak begitu cepat jika setiap ada masalah yang datang, mungkin ini salah satu kelebihan saya. Memang tidak seharusnya setiap masalah untuk dipikirkan sendirian, akan lebih baiknya masalah itu di share ke orang lain agar mendapat good idea.. Sudahlah mungkin ini akan menjadi kekuatan saya pada saat-saat genting..
Marhaban Ya Ramadhan, Bulan suci telah tiba..
Setiap dalam bulan suci Ramadhan, lingkungan saya selalu diadakan yang namanya takbir keliling pada setiap akhir di bulan Ramadhan. Acara ini sudah berjalan 2 tahun. Dalam dua tahun tersebut, Alhamdulillah acara tersebut berjalan lancar, saya selalu mendampingi dalam setiap acara tersebut Rencananya acara Takbir Keliling akan diadakan kembali tahun ini. Namun sayang pada tahun ini, saya harus pergi untuk pulang kampong. Mengingat pada takbir keliling atau sebut saja takling sebelumnya, personil kami ini selalu orangnya itu-itu saja bukannya bertambah malah berkurang. Masalah regenerasi berikutnya yang kami selalu telat untuk melakukannya dan harus bersaing dengan teknologi-teknologi canggih untuk merebut hati para anak muda disini.
Kami disini adalah dani, eci, ulul, anti, muti, dan tentunya saya sendiri. Ini adalah personil inti yang dari tahun kemarin selalu setia. Namun kendala pada tahun ini adalah muti yang sudah  menginjak  bangku kuliah, disibukkan dengan jadwalnya. Lalu ulul, sekarang dia sudah kerja namun kerjanya tidak secara pasti terkadang  masuk pagi terkadang masuk malam, Sip-sip’an istilahnya begitu. Eci yang sedang belajar menjadi pengajar yang baik untuk mencari pengalaman. Anti yang masih sekolah di SMA. Dani yang jarang dirumah karna sibuk mencari kabar untuk menjadi polisi. Dan tentunya saya sendiri, yang harus pulang kampong. Karna alasan itu semua , kami berniat untuk tidak diadakan acara tersebut. Tapi keputusan kami ini bertentangan dengan orang-orang disekitar kami. “Ini adalah akan menjadi tradisi di lingkungan kita, jangan sampai terputus sampai disini.” kata sekertaris RT kami. Waduh, dalam hati saya. Yasudahlah mau tidak mau saya mengambil keputusan, “Kalian pada mau acara ini akan berjalan kembali, jika saya ditanya tentu saya akan bilang iya. Bagaimana dengan kalian?” semua hanya bilang terserah, oke-oke sajalah, ada yang bilang ketua jangan gw. Hmmm.. Yasudah kita putuskan akan mengadakan acara takling pada tahun ini!
Keesokan harinya, langsung saja saya selaku ketua membagi-bagi tugas, dan saya berpikir teman-teman semua pada sibuk, saya sendiri libur daripada nganggur lebih baik melakukan tugas yang bisa dikerjakan sebelum saya pergi. Satu persatu tugas saya kerjakan, berhari-hari sudah berlalu, badan capek masa bodoh yang penting harus selesai. Hingga suatu ketika tubuh saya lemas ngedrop di malam harinya. Tapi Alhamdulillah esok paginya tidak sakit.. hha.. kerja sendirian memang sangat capek tapi tak apalah nanti dia semua akan lebih capek dari saya.. itung-itung ibadah di bulan romadhon..
Waktunya telah tiba untuk pergi meninggalkan tempat kelahiran saya, hanya sebuah jabat tangan dan seyuman perpisahan yang terakhir ku ingat. Semua sudah kukerjakan dengan baik dan sisanya kutitipkan tugas menjelang hari H dan sebuah catatan kecil kegiatan untuk beberapa hari kemudian hingga acara berlangsung. Perjalanan saya dengan menaiki kendaraan adalah pada masa puncaknya pulang kampong, jadi ini sangat membosankan menghadapi macetnya yang lebih parah dari Jakarta. Daripada tidur dan lihat mobil dan motor-motor  yang diam tak bergerak bagaikan seperti patung, lebih baik ku menanyakan keadaan di sana melalui pesan singkat. Ku sms saja eci yang memang senior diantara kami semua, “Alhamdulillah disini keadaan baik-baik saja” kata eci melalui sms. Saya di sini merasa sangat bosen yang tak kunjung sampai hingga beberapa hari, hingga saya  selalu menanyai keadaan disana, dan akhirnya si eci ini merasa kesal dengan saya yang selalu saja bertanya kepadanya. Baterai hape yang sudah tidak kuat menahan rasa laparnya akhirnya telah tiada. Yasudahlah yang di sana juga sudah kesal, baterai hape juga sudah sakaratul maut, lebih baik ku percayakan saja pada mereka dan tak usah ganggu mereka. Akhirnya setelah beberapa hari ku telah sampai di rumah tempat kelahiran bapak saya, disini tidak ada siapa-siapa lagi hanya rumah kosong  karena semua telah pergi ke alam lain tapi terkadang saudara saya masih menyempatkan untuk tidur disini. Satu hari disini telah terdengar suara takbir dari kejauhan, tapi pemerintah belum menentukan pastinya lebaran jatuh pada hari apa. Malam hari telah tiba, semakin tidak jelas saja keputusan apa yang keluar dari pemerintah apakah jatuh hari esok atau lusa. Kalau di kampungku, sangat percaya diri dia masih melakukan solat tarawih. Solat tarawih disini sangat cepat sekali hanya sekitar 15 menit saja sudah selesai. Setelah tarawih, saya mencoba saja menelepon eci yang kemungkinan sudah tidak kesal lagi dengan saya, ternyata diangkat. Kurang lebih hanya sekitar 10 menit saja saya berbicara dengannya, mereka semua sangat kebingungan, warga pun sudah berkumpulan di Mushola  untuk mengikuti takling. Saya hanya menyuruhnya untuk tenang saja.  Dan akhirnya pemerintah memutuskan lebaran jatuh pada lusa bukan esok hari. Suara takbir yang dari tadi bergema menjadi sepi kembali, hanya beberapa surau yang masih terdengar takbir yang memang tidak sependapat dengan pemerintah.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar.. Kini semua surau berlomba-lomba memainkan bedug dan menggemakan langit dengan bangga menyuarakan Kebesaran-Mu..  Saya pun tak mau ketinggalan, walaupun hanya sebentar menyuarakan Kebesaran-Nya tapi sudah cukup tetesan air ini mengalir di kedua pipi. Sekitar jam sepuluh, saya menanyai kembali bagaimana acara disana tidak kepada eci takut dia kesal lagi tapi kepada dani. “Ahamdulillah, acara berlangsung sesuai rencana walupun tertunda karna hari kemarin tidak jadi, tapi antusias warga masih cukup banyak.” tutur dani. Syukurlah kalau begitu.. “Terima Kasih Teman”..
Semua akan berjalan dengan baik jika kita awali dengan niat yang baik pula..
Mohon Maaf Lahir Batin.. ;)

 

Coffee Tiwus © 2011 Design by Putro Sapno Pamungkas