;;;

Bismillah untuk ini..

“Allah itu Tujuan kami… Rasulullah tauladan kami., Alquran Undang-Undang kami.. Jihad itu jalan hidup kami Mati di Jalan Allah Cita2 kami TerTinggi..”

IKHTIAR..

Bernilainya Ikhtiar bukan nampak dari hasil yang diraih. Melainkan dari proses yang benar dan dilakukan secara ikhlas berlandaskan ke Tauhidan kepada Allah Ta'ala.

Jadilah Seperti PENSIL..

Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya Allah, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya”.

HAI SAHABAT..

Kadang Suatu Perpisahan Disertai Dengan Tetesan Air Mata.. Tapi Ingatlah, Sahabat Sejati Tak Akan Melupakanmu, Meskipun Ku Tak Lagi Mengingat Namamu, Tapi Ku Akan Mengenang Masa Lalu Bersama Teman Terbaik Yaitu Dirimu.. :)

KECERDASAN..

Kecerdasan Bukanlah Sebuah Keistimewaan. Tapi Kecerdasan ialah Sebuah Karunia Yang Sangat Istimewa dari Allah Ta'ala.. Karna itu Janganlah Berbesar Kepala, Kapanpun, Dimanapun Dan Apapun Allah Bisa Mengambil Semuanya Termasuk Kecerdasan..

Tampilkan postingan dengan label Islam Agamaku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Islam Agamaku. Tampilkan semua postingan

Air Putih

0 komentar

Sewaktu saya masih kecil dulu, saya heran kenapa dulu orang tua saya selalu meminta saya utk membawa air putih di dalam teko ketika ada
acara pengajian atau acara sholawatan di Mesjid dekat rumah ? Yang lebih mengherankan lagi " Air Putih " tsb harus saya minum bersama
saudara2 saya ? Katanya biar "Berkah".
Apa hubunganya ? Pikirku waktu itu ? " Pengajian dan Sholawatan dgn Air
Putih ? Tapi karena perintah orang tua...yah...sud ah diikutin saja...biar
Beliau senang hati...he..he..

Nah...ada satu hal lagi yg agak aneh,... kalau badan saya agak panas, tdk jarang ibu membawa saya ke Guru Ngaji setempat, dan minta air putih
utk didoakan dan saya diminta utk segera meminum air tsb ....he..he..nga lahin dokter aja saya pikir ?..

Tapi kini... setelah beberapa puluh tahun kemudian, baru tersingkap secara
ilmiah bahwa perintah orang tua tsb ternyata bukan tanpa dasar,
ada kandungan Hikmah dan Rahasia Besar yg terkandung di dalamnya...
Adalah Dr. Masaru Emoto Dalam bukunya The Hidden Message in Water
menguraikan bahwa air ternyata bersifat bisa merekam pesan, seperti pita
magnetik atau compact disk. Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan,
semakin dalam pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain.
Barangkali temuan ini bisa menjelaskan, kenapa air putih yang didoakan
bisa menyembuhkan si sakit.

Dulu ini kita anggap musyrik, atau paling sedikit kita anggap sekadar
sugesti, tetapi ternyata molekul air itu menangkap pesan doa kesembuhan,
menyimpannya, lalu vibrasinya merambat kepada molekul air lain yang
ada di tubuh si sakit dan Tubuh manusia memang 75% terdiri atas air.
Otak 74,5% air. Darah 82% air. Tulang yang keras pun mengandung 22%
air.

Dr. Emoto akhirnya berkeliling dunia melakukan percobaan dengan air di
Swiss, Berlin, Prancis, Palestina, dan ia kemudian diundang ke Markas Besar
PBB di New York untuk mempresentasikan temuannya pada bulan Maret
2005 lalu. Ternyata air bisa "mendengar" kata-kata, bisa "membaca"
tulisan, dan bisa "mengerti" pesan.

Air putih galon di rumah, bila setiap hari didoakan dengan khusyu kepada
Allah, agar anak yang meminumnya saleh, sehat, dan cerdas, dan agar
suami yang meminum tetap setia. Air tadi akan berproses di tubuh
meneruskan pesan kepada air di otak dan pembuluh darah. Dengan izin
Allah, pesan tadi akan dilaksanakan tubuh tanpa kita sadari.

Rasulullah saw. bersabda, "Zamzam lima syuriba lahu", "Air zamzam akan
melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya". Barangsiapa minum
supaya kenyang, dia akan kenyang. Barangsiapa minum untuk
menyembuhkan sakit, dia akan sembuh. Subhanallah !..... Pantaslah air
zamzam begitu berkhasiat karena dia menyimpan pesan doa jutaan
manusia selama ribuan tahun sejak Nabi Ibrahim a.s.

Kembali ke Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama yg dgn tekun
melakukan penelitian tentang perilaku air. Air murni dari mata air di
Pulau Honshu didoakan secara agama Shinto,
lalu didinginkan sampai -5oC di laboratorium, lantas difoto dengan
mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air
membentuk kristal segi enam yang indah. Percobaan diulangi dengan
membacakan kata, "Arigato (terima kasih dalam bahasa Jepang)"
di depan botol air tadi. Kristal kembali membentuk
sangat indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang,
"Arigato". Kristal membentuk dengan keindahan yang sama.
Selanjutnya ditunjukkan kata "setan", kristal berbentuk buruk. Diputarkan musik
Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga,
tapi ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristalnya jadi hancur.

Ketika 500 orang berkonsentrasi memusatkan pesan "peace" di depan
sebotol air, kristal air tadi mengembang bercabang-cabang dengan
indahnya. Dan ketika dicoba dibacakan doa Islam, kristal bersegi enam
dengan lima cabang daun muncul berkilauan sedemikian indahnya.... Subhanallah…..

Bila kita renungkan berpuluh ayat Al Quran tentang air, kita akan
tersentak bahwa Allah rupanya selalu menarik perhatian kita kepada air.
Bahwa air tidak sekadar benda mati. Dia menyimpan kekuatan,
daya rekam, daya penyembuh, dan sifat-sifat aneh lagi yang menunggu
disingkap manusia.

Islam adalah agama yang paling melekat dengan air. Shalat wajib perlu air
wudlu 5 kali sehari. Habis bercampur, suami istri wajib mandi. Mati pun
wajib dimandikan. Tidak ada agama lain yang menyuruh memandikan
jenazah, malahan ada yang dibakar. Tetapi kita belum melakukan zikir air.
Kita masih perlakukan air tanpa respek. Kita buang secara mubazir, bahkan
kita cemari. Astaghfirullah. "Jadi, Jika kita ingin air terasa manis,
masukkan gula, jika ingin air berwarna maka masukan pewarna dan jika ingin air itu mulia, maka
masukanlah ayat-ayat yang mulia kedalamnya" Subhanallah…

Maha Suci ALLAH yang telah menurunkan AL-Qur'an, dan mengirimkan
kita seorang Nabi mulia, Rasulullah, Muhammad Saw. Semoga ALLAh
senantiasa memberikan kita hidayah dan rahmat-Nya, sehingga kita
menjadi hamba-Nya yang senantiasa selalu ingat dan berdzikir kepada-
Nya. Aamiin

sumber: fanspage kaligrafi

Hebatnya Bacaan Subhanallah Wabihamdihi

1 komentar

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... 

Kalimat tasbih itu sangat mudah kita ucapkan,
tetapi mempunyai dampak yang luar biasa dalam kehidupan. Berikut didalam hadits-hadits Rasulullah saw yang menjelaskan betapa dahsyatnya kalimat Subhanallah Wabihamdihi: ...

1. Menghilangkan Ketakutan .. 
"Barang siapa yang malam-malamnya digelisahkan oleh pikiran, barang siapa yang pelit untuk berinfak dan takut diserang musuh, maka banyak-banyaklah membaca Subhanallah Wabihamdihi, karena kalimat itu lebih dicintai Allah daripada menginfakkan segunung emas dan perak di jalan Allah" (HR. Thabrani)

2. Menghapuskan semua dosa ..
"Barangsiapa yang mengucapkan Subhanallah Wabihamdihi 100 x sehari, maka kesalahannya dihapuskan walau sebanyak buih di lautan"(HR.Bukhari dan Muslim)

3. Menjadi tanaman di surga .. 
"Barangsipa yang mengucapkan SubhanallahWabihamdihi , maka baginya disiapkan tanaman pohon kurma di surga."(HR. Ibnu Hibban)

4. Kalimat paling afdhal pilihan Allah .. 
"Rasulullah Saw ditanya,kata-ka ta apa yang paling afdhal? Rasulullah Saw menjawab: kalimat yang dipilihkan allah untuk para malaikat-Nya dan hamba-hamba-Nya adlah Subhanallah Wabihamdihi." (HR . Muslim)

sumber : fanspage Lautan Cinta Penuh Berkah

Dahsyatnya Istighfar 100 Kali Sehari

0 komentar

Bismillahir-Rah maanir-Rahim ... 
Saya punya kenalan seorang ustad yang sukses menjadi penolong banyak permasalahan orang. Mulai pingin jodoh, seret rejeki, hingga ingin punya anak. Ternyata saran dia sangat sederhana pada orang-orang tersebut, yaitu membaca ISTIGHFAR minimal 100x sehari….! 

Tahukah anda? Istighfar sama juga dengan sedekah. Pahala dan efek yang ditimbulkan dari amalan ini berhubungan erat dengan janji Allah. Allah telah menjanjikan hadiah bagi siapa saja yang membaca ISTIGHFAR. 

Janji Allah… adalah janji yang PASTI DITEPATI. Janji Allah pada orang yang senantiasa membaca ISTIGHFAR yang berhubungan dengan rejeki, anak, dan kebahagiaan dunia. Allah SWT berfirman : "Maka aku katakan kepada mereka:"Mohonla h ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS.Nuh: 10-12). 

Tahukah anda? Istighfar membuat Allah senang lho, sungguh rugi jika kita tidak mengucapkannya secara rutin setiap hari. Berikut ini sabda Rasulullah saw tentang hal itu. Rasulullah saw bersabda : "Sungguh, Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya daripada kegembiraan salah seorang dari kalian yang menemukan ontanya yang hilang di padang pasir." (HR.Bukhari dan Muslim). 

Sabda Nabi Muhammad buat orang yang senantiasa membaca ISTIGHFAR : Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka- sangka ,"(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).


 Dengan membaca beberapa uraian di Alqur'an dan hadist ini, saya sangat yakin dengan kebenaran cerita ustad kenalan saya itu. Bahwa istighfar adalah solusi 1001 masalah kehidupan bagi siapa saja. Tapi ada satu hal yang harus diingat, istighfar yang diucapkan bukanlah sekedar ucapan belaka. Harus didasari dari hati, merupakan ungkapan taubat dan permintaan maaf atas segala dosa-dosa kita kepada Allah SWT. 

Dan yang terpenting JANGAN MENGULANG DOSA YANG TELAH LALU ….. 
Semoga artikel ini membawa manfaat dan kebaikan buat kita semua .. 

SELAMAT MENGHADIRKAN SENYUM ILAHI DALAM HIDUP KITA lewat
istighfar. Mari sama-sama mengucapkan istighfar minimal 100x sehari,
semoga kita menjadi makhluk yang dicintai Allah.


Sumber : strawberry (fanspage)

Doa Pembuka Rezeki

0 komentar

Allahumma Shalli ala sayyidina muhammadin adada anwa' ir- rizqi wal futuhat. Ya basithal ladzi yabsuthur-rizqa limay yasya 'u bighairi hisab ,ubsuth ' alayya rizqan katsiram min kulli jihatim min khaza ini ini rizqika bighairi minnatim ma makhluqim bifadhilika wakaramika wa ala
alihi washahbihi wasallam. "


Ya Allah limpahkan rahmat atas junjungan kami Nabi Muhammad sebanyak aneka rupa rezeki . Wahai Zat yang meluaskan rezeki kepada orang yang dihendaki tanpa hisab. Luaskan dan banyaklah rezeki-MU tanpa pemberian dari makhluk , berkat kemurahanMU juga, dan limpahkanlah pula rahmat dan salam atas keluarga dan para sahabat beliau. " Aamiin Allahumma Aamiin..

Pedagang Sendal Pergiin Haji Orang Tuanya

0 komentar

Seorang pedagang sendal setiap hari berkeliling mengelilingi kampung dengan berjalan kaki. Di dalam pikirannya dia selalu teringat kepada orang tuanya yang telah banyak berjasa, pedagang ini ingin sekali memergikan orang tuanya ke tanah suci, tapi dia hanya pedagang sendal. Untuk makan saja susah apa lagi untuk memergikan orang tuanya ke tanah suci. Hingga suatu ketika, dia berhenti sejenak dibawah pohon yang rindang. Di bawah pohon rindang itu terasa sangat sejuk cukup menghilangkan udara panas yang di luar sana matahari begitu terik menyala. Dengan angin yang mengilir-ilir, terdengar suara-suara yang terputus-putus terbawa angin. Sambil bersender di pohon suara itu terasa semakin kencang bersamaan angin yang semakin mengilir-ilir. Sang pedangang ini mendengarkan dengan jelas suara itu. Dalam suara itu terdengar "jika ingin sesuatu mintalah hanya kepada penciptamu bukan kepada manusia, buat apa minta kepada manusia jika manusia itu juga dalam ada masalah. Semua itu kecil bagi Allah gak ada yang gak mungkin, jika Allah berkata jadi maka jadilah. Jika kita ingin sesuatu kepada-Nya mintalah terus menerus, jangan sekali dua kali, tapi terus menerus sampai keinginan kita dikabulkan oleh-Nya. Dan jangan lupa sholat dhuha dan tahajud jangan putus terus sholawat di banyakin, Insya Allah permintaan kita dikabulkan."

Mendengar itu semua yang samar-samar tapi jelas, pedagang itu seperti bangun dari tidur yang panjang. Dia langsung mencari masjid untuk sholat dan berterima kasih kepada Allah karna telah memberi jawaban selama ini. Semenjak itu dhuha dan tahajud tak pernah putus setiap malam setiap pagi ia jalankan dengan perasaan yakin kepada Allah. Dan setiap dia berjualan sendal keliling, setiap langkahnya selalu bersholawat, kini bukan penghasilan lagi yang dicari tapi mengucapkan sholawat sebanyak mungkin disetiap langkah kakinya. Hingga suatu ketika, seorang bapak-bapak menghampirinya dan menayakan "apakah bapak bisa mencarikan 4 orang untuk pergi haji?" subhanallah.. 
pedagang itu menjawab sambil tergugup-gugup "bisa pak." pedagang itu menjawab lagi "apakah orang tua dan orang tua istri saya boleh pak?" 
bapak-bapak itu menjawab dengan semangat "ohh.. boleh-boleh pak, besok bawa kesini saja pak, nanti saya data." Subhanallah, Allah Maha Mendegar.

Seorang pedagang sendal bisa pergiin haji orang tuanya bahkan orang tua istrinya juga. Subhanallah, Jika Allah sudah berkata kun fayakun. Gak Ada yang gak mungkin bagiNya..

Mitos Surat Yusuf dan Surat Maryam di Waktu Hamil

0 komentar

Banyak orang menyarankan kepada ibu hamil agar rajin membaca Surat Yusuf dan Surat Maryam. Dipercaya bahwa wanita tersebut akan melahirkan anak yang tampan (bila bayinya laki-laki) bila ia sering membaca Surat Yusuf, dan bayinya akan terlahir cantik (untuk bayi perempuan) bila ia sering membaca Surat Maryam semasa kehamilan.
Biasanya anjuran ini berasal dari orang tua atau ulama tradisional yang masih mempercayai mitos-mitos. Anda sebaiknya tahu kandungan kedua surat ini sehingga dapat menyimpulkan kebenaran anjuran tersebut.
a. Kandungan Surat Yusuf
Surat Yusuf terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah karena diturunkan di Mekah sebelum hijrah. Surat ini dinamakan surat Yusuf karena titik berat kandungannya menceritakan riwayat Nabi Yusuf alaihissalam
Kisah paling menonjol dalam surat ini adalah kisah Nabi Yusuf yang disingkirkan oleh saudara-saudaranya karena mereka merasa dengki atas keistimewaan Yusuf. Yusuf diajak menggembalakan domba kemudian di perjalanan mereka memasukkan Yusuf ke dalam sumur. Yusuf kemudian ditemukan oleh seorang musafir dan di bawa ke Mesir.
b. Kandungan surat Maryam
Surat Maryam terdiri atas 98 ayat, merupakan surat Makkiyyah karena hampir seluruh ayatnya diturunkan di Mekkah. Dinamai surat Maryam karena mengandung kisah Maryam, ibunda Nabi Isa alaihissalam kisah paling masyhur dari surat ini adalah tentang Maryam yang melahirkan Isa tanpa pernah dicampuri oleh seorang laki-laki (melainkan Jibril meniupkan ruh kepadanya). Kisah lain adalah Zakaria alaihissalam yang memohon dianugerahi seorang putera sedang usia beliau sudah sangat tua dan isteri beliau mandul (yang secara medis tidak mungkin hamil). Namun doa ini dikabulkan dan isterinya hamil.
Jadi, kedua surat tersebut sama sekali tidak mengandung doa yang memohon kecantikan atau ketampanan bagi janin.
Allah subhana wa taala telah mengajarkan kita bahwa yang terpenting bagi keturunan kita bukanlah meminta kesempurnaan fisik, melainkan meminta kualitas keshalehan bagi keturunan kita.
Hal ini bisa kita lihat pada do'a Nabi Ibrahim di Surat Ash Shaffaat ayat ke-100;

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

"Robbi hablii minash shoolihiin”
Artinya : Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
Banyak lagi doa-doa dalam al-Qur'an yang yang memperlihatkan kepada kita betapa pentingnya memohon dan mendapatkan keturunan yang shaleh.
Semua surat dalam Al-Qur’an adalah baik untuk dibaca. 
Semoga artikel ini bermanfaat. Wallahu 'alam.

Bila Ajal Menjemput

0 komentar

bila Izrail datang memanggil
jasad terbujur dipembaringan
bila Izrail datang memanggil
jasad terbujur dipembaringan

seluruh tubuh akan menggigil
sekujur badan dan kedinginan
seluruh tubuh akan menggigil
sekujur badan dan kedinginan

tiada lagi gunanya harta
kawan karib sanak saudara
tiada lagi gunanya harta
kawan karib sanak saudara

jikalah ada amal didunia
itulah hanya pembela kita
jikalah ada amal didunia
itulah hanya pembela kita


bila Izrail datang memanggil
jasad terbujur dipembaringan
bila Izrail datang memanggil
jasad terbujur dipembaringan

seluruh tubuh akan menggigil
sekujur badan dan kedinginan
seluruh tubuh akan menggigil
sekujur badan dan kedinginan


janganlah mau disanjung-sanjung
engkau digelar manusia agung
janganlah mau disanjung-sanjung
engkau digelar manusia agung

sedarlah diri tahu diuntung
sebelum masa kerenda diusung
sedarlah diri tahu diuntung
sebelum masa kerenda diusung

datang masanya insaflah diri
selimut putih pembalut badan
datang masanya insaflah diri
selimut putih pembalut badan

tinggal semua yang dikasihi
berjuanglah hidup sepanjang zaman
tinggal semua yang dikasihi
berjuanglah hidup sepanjang zaman

bila Izrail datang memanggil
jasad terbujur dipembaringan
seluruh tubuh akan menggigil
tekujur badan dan kedinginan

Menundukkan Pandangan Terhadap Lawan Jenis

0 komentar

Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:
Di antara fitnah yang sering dihadapai oleh seorang pria dalam kehidupan ini adalah fitnah memandang kepada wanita (yang bukan mahromnya) dan fitnah ini ditemuinya di pasar, di jalan-jalan, di tempat-tempat umum, di majalah dan koran-koran serta tempat-tempat lainnya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim  di dalam kitab shahihnya dari Usamah bin Zaid RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Aku tidak meninggalkan suatu fitnah sepeninggalku yang lebih bahaya terhadap lelaki dari fitnah wanita”. [1]
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Sa’id Al-Khudri bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Sesungguhnya dunia ini sangat manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian sebagai pemimpin di dalamnya, maka takutlah kepada dunia ini, dan takutlah kepada wanita sebab fitnah pertama yang terjadi pada kaum Bani Isra’il adalah fitnah wanita”.[2]
Di antara perkara yang bisa membantu seseorang agar terhindar dari fitnah wanita adalah:
Pertama: Mempelajari nash-nash Al-Qur’an yang memerintahkan seorang mu’min untuk selalu menjaga pandangan dan mengharamkan pandangan yang bebas. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS. Al-Nur: 30)
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Ibnu Abbas RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Telah ditetapkan bagiannya bagi Anak Adam dari zina, dia pasti akan mendapatkannya, zina mata adalah memandang, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara, zina tangan adalah memegang, zina kaki adalah melangkah sementara hati ingin dan berangan-angan lalu hal tersebut  dibenarkan oleh hati atau didustakannya”.[3]
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Jarir bin Abdullah berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam tentang pandangan yang terjadi secara tiba-tiba maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam memerintahkanku untuk memalingkan pandanganku”.[4]
Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam sunannya dari Ibnu Buraidah dari bapaknya berkata: Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Ali, “Wahai Ali, janganlah engkau mengikuti suatu pandangan dengan pandangan yang lain, sesungguhnya bagimu yang pertama dan bukan bagimu padangan yang selanjutnya”.[5]
Kedua: Seorang hamba menghadirkan di dalam dirinya bahwa Allah melihatnya, dan Allah mengetahuinya agar dia malu kepada -Nya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya. (QS. Qaf: 16)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. (QS. Ghafir: 19)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isro’: 36).
Disebutkan di dalam sebuah hadits pilihan dari Sa’id bin Zaid bahwa seorang lelaki berkata kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam: Berikanlah kepadaku suatu wasiat!. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Aku berwasiat kepadamu agar engkau malu terhadap Allah sebagaimana dirimu malu terhadap seorang yang shaleh di tengah-tengah kaummu”.[6]
Ketiga: Hendaklah seorang hamba mengingat akan kesaksian matanya terhadap keburukan dirinya pada hari kiamat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Fushshilat: 20)
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Anas RA berkata: Kami berada di sisi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam lalu beliau tertawa dan bersabda, “Apakah kalian mengetahui kenapa saya tertawa?. Anas berkata: Kami menjawab: Allah dan Rasul -Nya yang lebih mengetahui. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Aku tertawa karena komunikasi seorang hamba dengan Tuhanya, dia berkata: Ya Allah Tuhanku, tidakkah engkau telah menjagaku dari kezaliman?. Rasulullah bersabda: Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Benar”. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya aku tidak membolehkan terhadap diriku kecuali saksi dari diriku. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Cukuplah pada hari ini bahwa dirimu sebagai saksi dan malaikat penulis sebagai saksi, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Maka mulutnya pun ditutup, lalu dikatakan  bagi anggota tubuhnya: Berbicaralah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Maka anggota badannya pun berbicara membuka tentang semua amal yang pernah dilakukannya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Lalu dia dibiarkan antara dirinya dan kesaksian tersebut. Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Maka lelaki tersebut berkata: Menjauhlah kalian dan pergilah, apakah tentang kalian aku berbantah-bantahan”.[7]
Keempat: Seorang hamba harus menghadirkan manfaat dan buah dari menundukkan pandangan. Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata tentang manfaat menundukkan pandangan: Di antara manfaat manundukkan pandangan adalah:
  1. Menundukkan pandangan adalah bentuk ketaatan terhadap perintah Allah. Di mana padanyalah puncak kebahagian seorang hamba di dalam hidupnya di dunia dan akherat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (QS. Al-Ahzab: 71)
  1. Menundukan pandangan akan menghalangi sampainya sasaran panah beracun yang menembus hatinya dan bisa jadi dengan hal itu dia binasa. Seorang penyair pernah berkata:
Banyak pandangan yang menghancurkan hati pemiliknya
Seperti membunuhnya panah, padahal dia tanpa busur dan tali
  1. Menundukkan pandangan akan melahirkan kesenangan di dalam hati, kelapangan dada dan kelezatan yang melebihi kesenangan yang muncul akibat memandang, hal itu terwujud dengan meunndukkan musuhnya dengan cara menentang kehendak hawa nafsu.[8] Diriwyatkan oleh Imam Ahmad di dalam musnadnya dari Abi Qotadah dan Abi Dahma bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah kecuali Allah akan menggantikan bagimu dengan sesuatu yang lebih baik darinya”.[9]
  2. Menundukkan pandangan akan mendatangkan cahaya bagi hati, sebagaimana melepaskan pandangan akan menyebabkan kegelapan bagi hati, oleh karena itulah Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan ayat tentang cahaya setelah perintah untuk menundukkan pandangan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. (QS. Al-Nur: 35)
Maksudnya adalah perumpamaan cahaya Allah di dalam hati hamba -Nya yang menejalankan perintah -Nya dan menjauhi larangan -Nya, lalu apabila hati telah terang benderang maka kebaikan akan datang kepadanya dari segala penjuru sebgaimana saat hati itu menghitam maka kabut bencana dan keburukan akan menghampirinya dari segala arah”.[10]
Kelima: Menikah adalah obat yang paling manjur dan bermanfaat dalam menanggulangi masalah ini. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu maka hendaklah dia menikah, sebab hal itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan”.[11]
Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam berlindung kepada Allah dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh pandangan yang membawa kepada keburukan. Diriwyatkan oleh Al-Bukahri di dalam kitab Al-Adabul Mufrod dari hadits Syakl bin Humaid RA bahwa dia berkata: Aku berkata wahai Rasulullah ajarkanlah kepada diriku sebuah do’a yang bisa bermanfaat bagiku. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Katakanlah:
))اللهم عافني من شر سمعي وبصري ولساني وقلبي وشر مني((
Ya Allah lindungilah diriku dari kejahatan pendengaranku, pengelihatanku, lisanku, hatiku dan keburukan maniku”.[12]
Sabda Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam: “Dan pengelihatanku”. Agar aku tidak memandang kepada yang haram. Di dalam hadits ini dijelaskan tentang disyari’atkannya berlindung kepada Allah Ta’ala agar kita dijauhkan dari kejahatan pendengaran, pengelihatan, lisan dan hati serta mani, sebab semua indra ini diciptakan oleh Allah dalam rangka ketaatan.[13]
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
Oleh: Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi

[1] Al-Bukhari: 5096 dan Muslim: no: 2740
[2] HR. Muslim: no: 2742
[3] HR. Muslim: no: 2657 dan Al-bukhari:  no: 6243
[4] HR. Muslim: no: 2459
[5] Sunan Abu Dawud no: 2149
[6] Al-Ahadits Al-Mukhatarah: 3/299 no: 1099 dan dishahihkan oleh Albani di dalam kitab shahihul jami’us shagir: 1/498 no: 2541
[7] HR. Muslim di dalam kitab shahihnya: no: 2969
[8] Al-Jawabul kafi liman sa’ala anil dawa’is syafi. Halaman: 158
[9] Musnad Imam Ahmad: 5/363
[10] Al-Jawabul kafi liman sa’ala anil dawa’is syafi. Halaman: 158
[11] HR. Muslim:  no: 1400 dan Al-Bukhari: no: 5066
[12] Al-Bukhari: 663 dan ABU Dawud no: 1551 dan dishahihkan oleh Albani di dalam kitab shahih ababul mufrod
[13] As-Syarhul mumti’: 4/22

Sedekah di Hari Jumat

0 komentar

Keutamaan shadaqah di sisi Allah Ta’ala itu sangat agung sekali dan pahalanya pun demikian besar. Allah Ta’ala berfirman:

مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan harta-nya di jalan Allah), maka Allah akan melipat-gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak...” [Al-Baqarah: 245]
Dan dalam kitab ash-Shahiihain disebutkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلاَ يَقْبَلُ اللهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ، وَإِنَّ اللهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِينِهِ ثُمَّ يُرَبِّيهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ.

“Barangsiapa bershadaqah senilai biji kurma dari hasil usaha yang baik, dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik, maka sesungguhnya Allah akan menerimanya dengan tangan kanan-Nya, untuk kemudian Dia kembangkan bagi pelakunya sebagaimana salah seorang di antara kalian memelihara anak kuda sehingga menjadi seperti gunung (besar dan kuat).” [1]
Ketahuilah -semoga Allah memberimu jalan petunjuk untuk mentaati-Nya- bahwa umat ma-nusia akan berdiri pada hari Penghimpunan di alam mahsyar di bawah terik matahari yang sangat panas, di mana matahari sangat dekat sekali dengan kepala, hari pun sangat panjang, di mana satu hari sama dengan seribu tahun berdasarkan hitungan kalian, dengan berbagai kejadian yang dahsyat, juga hal-hal yang mengerikan, menakutkan, lagi mengkhawatirkan.
Seandainya engkau mengetahui hari Kiamat dengan berbagai kejadiannya,
Pastilah engkau akan lari menjauh dari keluarga dan juga dari tempat tinggal.
Hari yang begitu panas yang panasnya mengelilingi semua
Makhluk, sehingga tersebar luar dengan kejadiannya yang luar biasa.
Hari di mana langit pecah dengan kejadiannya,
Dan anak-anak pun menjadi beruban.
Pada hari yang menakutkan itu, engkau akan melihat orang-orang yang bershadaqah berdiri di bawah naungan shadaqah-shadaqah yang pernah mereka keluarkan di dunia. Telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah dengan sanad yang shahih:

عَنْ يَزِيدِ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ يُحَدِّثُ أَنَّ أَبَا الْخَيْرِ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُـولَ اللهِ يَقُولُ: كُلُّ امْرِئٍ فِـي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ.

“Dari Yazid bin Abu Habib, dia memberi-tahu bahwa Abu al-Khair telah menyampai-kan kepadanya bahwa dia pernah mendengar ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu 'anhu, dia berkata, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Setiap orang berada di bawah naungan sha-daqahnya sehingga diadili di antara umat manusia.’”
Yazid mengatakan, “Tidak ada satu hari pun berlalu dari Abu Khair, melainkan dia selalu bershadaqah meski hanya dengan sepotong kue, bawang, atau yang lainnya.” [2]
Dan dalam riwayat Ibnu Khuzaimah disebutkan:

ظِلُّ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَمَةِ صَدَقَتُهُ.

“Naungan orang mukmin pada hari Kiamat kelak adalah shadaqahnya.” [3]
Dan menurut riwayat ath-Thabrani dan al-Baihaqi, dari ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya shadaqah itu dapat memadamkan panas kuburan dari penghuninya. Dan sesungguhnya orang mukmin pada hari Kiamat kelak akan bernaung di bawah naungan shadaqahnya.” [4]
‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu mengatakan, “Pernah dikatakan kepadaku bahwa seluruh amal perbuatan akan merasa bangga sehingga shada-qah akan berkata, ‘Aku yang lebih utama dari kalian.’” [5]
Ini salah satu bagian dari keutamaan shadaqah pada setiap harinya. Sedangkan shadaqah pada hari Jum’at memiliki keutamaan khusus dari hari-hari lainnya.
Telah diriwayatkan oleh Imam ‘Abdurrazzaq ash-Shan’ani rahimahullah dari Imam Sufyan ats-Tsauri, dari Mansur, dari Mujahid, dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu 'anhuma, dia berkata, Abu Hurairah dan Ka’ab pernah berkumpul. Lalu Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata, “Sesungguhnya pada hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang muslim bertepatan dengannya dalam keadaan memohon kebaikan kepada Allah Ta’ala melainkan Dia akan men-datangkan kebaikan itu kepadanya.”
Maka Ka’ab Radhiyallahu 'anhu berkata, “Maukah engkau aku beritahu kepadamu tentang hari Jum’at? Jika hari Jum’at tiba, maka langit, bumi, daratan, lautan, pohon, lembah, air, dan makhluk secara keseluruhan akan panik, kecuali anak Adam (umat manusia) dan syaitan. Dan para Malaikat berkeliling mengitari pintu-pintu masjid untuk mencatat orang-orang yang datang berurutan. Dan jika khatib telah naik mimbar, maka mereka pun menutup buku lembaran-lembaran mereka.
Dan merupakan kewajiban bagi setiap orang yang sudah baligh untuk mandi seperti mandi janabah. Dan tidak ada matahari yang terbit dan terbenam pada suatu hari yang lebih afdhal dari hari Jum’at, dan shadaqah pada hari itu lebih agung daripada hari-hari lainnya.”
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu 'anhuma mengatakan, “Ini Hadits Abu Hurairah dan Ka’ab. Saya sendiri berpendapat, ‘Jika keluarganya memiliki minyak wangi,
maka hendaklah dia memakainya pada hari itu.’”[6]
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya shadaqah pada hari Jum’at itu memiliki kelebihan dari hari-hari lainnya. Shadaqah pada hari itu dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, seperti shadaqah pada bulan Ramadhan jika dibandingkan dengan seluruh bulan lainnya.” [7]
Lebih lanjut, Ibnul Qayyim juga mengatakan, “Aku pernah menyaksikan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, semoga Allah menyucikan ruhnya, jika berangkat menunaikan shalat Jum’at membawa apa yang terdapat di rumahnya, baik itu roti atau yang lainnya untuk dia shadaqahkan selama dalam perjalanannya itu secara sembunyi-sembunyi.”
Aku pun, lanjut Ibnul Qayyim, pernah mendengarnya mengatakan, “Jika Allah telah memerintahkan kepada kita untuk bershadaqah di hadapan seruan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka shadaqah di hadapan seruan Allah Ta’ala jelas lebih afdhal dan lebih utama fadhilahnya.”[8]
_________________________
[1]. Shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 1410 dan 7430) dan Muslim (no. 1014).
[2]. Shahih: Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (IV/148) dengan sanad yang shahih dan dinilai shahih oleh al-Albani di dalam kitab Shahiih at-Targhiib (no. 872).
[3]. Hasan: Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan dinilai shahih oleh al-Albani di dalam kitab Shahiih at-Targhiib (no. 872).
[4]. Hasan: Diriwayatkan oleh ath-Thabrani di dalam kitab al-Kabiir, dan al-Baihaqi dan dinilai hasan oleh al-Albani di dalam kitab Shahiih at-Targhiib (no. 873).
[5]. Hasan: Dinilai shahih oleh al-Hakim yang disepakati oleh adz-Dzahabi (I/416). Dan al-Albani di dalam kitab Shahiih at-Targhiib (no. 878).
[6]. Shahih: Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaq (no. 5558), disebutkan oleh Ibnul Qayyim di dalam kitab Zaadul Ma’aad (I/407) dari Ahmad Ibnu Zuhair bin Harb, “Ayahku memberitahu kami, ia berkata, “Jarir memberitahu kami dari Manshur.”
[7]. Zaadul Ma’aad (I/407).
[8]. Zaadul Ma’aad (I/407).


Menjalankan Kotak Infak ketika Khutbah Jumat

0 komentar

Pada momentum shalat Jum'at, banyak pengurus mesjid yang memanfaatkan waktu untuk memberi pengumuman, bahkan untuk meminta sumbangan. Namun hal yang paling aneh adalah menjalankan kotak sumbangan disaat berlangsungnya khutbah Jum'at.
http://indonesian.iloveallaah.com/wp-content/uploads/2012/04/sedekah-1.jpg
Sebagaimana kita fahami bersama bahwa khutbah Jum’at merupakan bagian terpenting dalam pelaksanaan shalat Jum’at. Bahkan mayoritas ulama mengatakan bahwa khutbah jum’at adalah syarat sahnya shalat jum’at.
(Lihat Al-Mughni 2/74, Bada’I as-Shona’i 1/262)

Karena pentingnya khutbah Jum’at maka ada beberapa perkara yang harus di perhatikan oleh para hadirin shalat jum’at. Diantaranya adalah larangan berbicara ketika khatib sedang menyampaikan khutbahnya, berdasarkan hadits;

إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَنْصِتْ . وَالإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ

Artinya: “Apabila engkau berkata kepada saudaramu pada hari jum’at: Diamlah!Sedangkan imam sedang berkhutbah maka sungguh engkau telah berbuat sia-sia. (HR. Bukhari 934, Muslim 851)
Demikian pula tidak diperkenankan bagi para hadirin untuk melakukan perbuatan sia-sia seperti bermain-main batu kerikil, bermain-main jam dan sebagainya. Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ وَزِيَادَةُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ وَمَنْ مَسَّ الْحَصَى فَقَدْ لَغَا

Artinya: “Barangsiapa yang berwudhu dan membagusi wudhunya kemudian mendatangi shalat jum’at dan diam mendengarkan khutbah, maka baginya ampunan antara jumat dengan jum’at berikutnya dan tambahan tiga hari. Barangsiapa yang memegang batu krikil sungguh dia telah berbuat sia-sia. (HR. Muslim 857)
Imam an-Nawawi rahimahullahu mengatakan:
“Hadits ini berisi larangan dari memegang batu krikil dan selainnya dari jenis-jenis perbuatan yang sia-sia ketika khutbah jum’at. Dan di dalam hadits ini juga terdapat isyarat untuk menghadapkan hati dan anggota badan saat sedang khutbah jum’at”. (Syarah Shohih Muslim 3/229)
Berkata Syeikh Masyhur Hasan Salman:

ومن هذا الباب ما شاهدته من بعض سنوات في بعض مساجد القرى، من الدوران على الناس يوم الجمعة بصندوق لجمع التبرعات والإمام يخطب

Artinya: “Dan termasuk dalam bab ini (kesalahan yang berkaitan dengan shalat jumat) apa yang saya saksikan beberapa tahun ini di masjid-masjid pedesaan, dimana mereka menjalankan kotak amal pada hari jumat sedangkan imam dalam keadaan berkhuthbah” (Al-Qaulul Mubin fii Akhthaail Mushalliin hal:340)
Dari sini, maka tidak sepantasnya mengedarkan kotak amal saat khotib naik mimbar. Karena hal itu dapat mengganggu khutbah dan membuyarkan konsentrasi para makmum yang sedang mendengarkan khutbah. Selayaknya kotak amal tersebut diletakkan di depan masjid atau tempat lainnya yang tidak mengganggu jalannya ibadah.

Wallahu alam, semoga bermanfaat.


hukum-shalat-berjamaah-di-masjid-bagi-wanita

0 komentar

Shalat berjamaah di masjid merupakan perkara yang lazim. Namun sesungguhnya Islam telah mengatur hal-hal khusus bagi wanita. Dan bagaimana Islam menyikapi kondisi saat ini di mana para wanita datang ke masjid dengan bersolek dan membuka auratnya? Simak bahasan berikut.

Sejak zaman nubuwwah, kehadiran wanita untuk shalat berjamaah di masjid bukanlah sesuatu yang asing. Hal ini kita ketahui dari hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, di antaranya hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha. Kata beliau:
 
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengakhirkan shalat ‘Isya hingga ‘Umar berseru memanggil beliau seraya berkata: ‘Telah tertidur para wanita dan anak-anak [1]. Maka keluarlah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau berkata kepada orang-orang yang hadir di masjid:
“Tidak ada seorang pun dari penduduk bumi yang menanti shalat ini selain kalian.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 566 dan Muslim no. 638)

Aisyah radhiyallahu ‘anha juga berkata:
“Mereka wanita-wanita mukminah menghadiri shalat Shubuh bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka berselimut dengan kain-kain mereka. Kemudian para wanita itu kembali ke rumah-rumah mereka seselesainya dari shalat tanpa ada seorang pun yang mengenali mereka karena masih gelap.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 578 dan Muslim no. 645)

Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha menceritakan: “Di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, para wanita yang ikut hadir dalam shalat berjamaah, selesai salam segera bangkit meninggalkan masjid pulang kembali ke rumah mereka. Sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan jamaah laki-laki tetap diam di tempat mereka sekedar waktu yang diinginkan Allah. Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangkit, bangkit pula kaum laki-laki tersebut.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 866, 870)

Abu Qatadah Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Aku berdiri untuk menunaikan shalat dan tadinya aku berniat untuk memanjangkannya. Namun kemudian aku mendengar tangisan bayi, maka aku pun memendekkan shalatku karena aku tidak suka memberatkan ibunya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 868)

Beberapa hadits di atas cukuplah menunjukkan bagaimana keikutsertaan wanita dalam shalat berjamaah di masjid. Lalu sekarang timbul pertanyaan, apa hukum shalat berjamaah bagi wanita?
Dalam hal ini wanita tidaklah sama dengan laki-laki. Dikarenakan ulama telah sepakat bahwa shalat jamaah tidaklah wajib bagi wanita dan tidak ada perselisihan pendapat di kalangan mereka dalam permasalahan ini.
Ibnu Hazm rahimahullah berkata (Al-Muhalla, 3/125): “Tidak diwajibkan bagi kaum wanita untuk menghadiri shalat maktubah (shalat fardhu) secara berjamaah. Hal ini merupakan perkara yang tidak diperselisihkan (di kalangan ulama).” Beliau juga berkata: “Adapun kaum wanita, hadirnya mereka dalam shalat berjamaah tidak wajib, hal ini tidaklah diperselisihkan. Dan didapatkan atsar yang shahih bahwa para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam shalat di kamar-kamar mereka dan tidak keluar ke masjid.” (Al-Muhalla, 4/196)

Al-Imam An-Nawawi rahimahullah menyatakan: “Telah berkata teman-teman kami bahwa hukum shalat berjamaah bagi wanita tidaklah fardhu ‘ain tidak pula fardhu kifayah, akan tetapi hanya mustahab (sunnah) saja bagi mereka.” (Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, 4/188)

Ibnu Qudamah rahimahullah juga mengisyaratkan tidak wajibnya shalat jamaah bagi wanita dan beliau menekankan bahwa shalatnya wanita di rumahnya lebih baik dan lebih utama. (Al-Mughni, 2/18)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah bersabda kepada para wanita:
“Shalatnya salah seorang di makhda’-nya (kamar khusus yang digunakan untuk menyimpan barang berharga) lebih utama daripada shalatnya di kamarnya. Dan shalatnya di kamar lebih utama daripada shalatnya di rumahnya. Dan shalatnya di rumahnya lebih utama daripada shalatnya di masjid kaumnya. Dan shalatnya di masjid kaumnya lebih utama daripada shalatnya bersamaku.” (HR. Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam Shahih keduanya. Dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Jilbab Al-Mar’ah Al-Muslimah, hal. 155)

Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
“Jangan kalian mencegah hamba-hamba perempuan Allah dari shalat di masjid-masjid-Nya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 990 dan Muslim no. 442)
Dalam riwayat Abu Dawud (no. 480) ada tambahan:
“meskipun rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka.” (Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud no. 576 dan dalam Al-Misykat no. 1062)

Dalm Nailul Authar, Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata setelah membawakan hadits di atas: “Yakni shalat mereka di rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka daripada shalat mereka di masjid-masjid, seandainya mereka mengetahui yang demikian itu. Akan tetapi mereka tidak mengetahuinya sehingga meminta ijin untuk keluar berjamaah di masjid, dengan keyakinan pahala yang akan mereka peroleh dengan shalat di masjid lebih besar. Shalat mereka di rumah lebih utama karena aman dari fitnah, yang menekankan alasan ini adalah ucapan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika melihat para wanita keluar ke masjid dengan tabarruj dan bersolek.”[2] (Nailul Authar, 3/168)

Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah setelah menyebutkan hadits: “meskipun rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka”, menyatakan dalam salah satu fatwanya: “Hadits ini memberi pengertian bahwa shalat wanita di rumahnya lebih utama. Jika mereka (para wanita) berkata: ‘Aku ingin shalat di masjid agar dapat berjamaah.’ Maka akan aku katakan: ‘Sesungguhnya shalatmu di rumahmu lebih utama dan lebih baik.’ Hal ini dikarenakan seorang wanita akan terjauh dari ikhtilath (bercampur baur tanpa batas) bersama lelaki lain sehingga akan menjauhkannya dari fitnah.” (Majmu’ah Durus Fatawa, 2/274)

Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah juga mengatakan: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda demikian sementara beliau berada di Madinah dan kita tahu shalat di Masjid Nabawi memiliki keutamaan dan nilai lebih. Akan tetapi karena shalat wanita di rumahnya lebih tertutup baginya dan lebih jauh dari fitnah maka hal itu lebih utama dan lebih baik.” (Al-Fatawa Al-Makkiyyah, hal. 26-27, sebagaimana dinukil dalam Al-Qaulul Mubin fi Ma’rifati maa Yuhammul Mushallin, hal. 570)

Dari keterangan di atas, jelaslah bagi kita akan keutamaan shalat wanita di rumahnya. Setelah ini mungkin timbul pertanyaan di benak kita: Apakah shalat berjamaah yang dilakukan wanita di rumahnya masuk dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Shalat berjamaah dibandingkan shalat sendiri lebih utama dua puluh lima (dalam riwayat lain: dua puluh tujuh derajat)”. (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 645, 646 dan Muslim no. 649, 650)

Dalam hal ini Ibnu Hajar Al-’Asqalani rahimahullah menegaskan bahwa keutamaan 25 atau 27 derajat yang disebutkan dalam hadits khusus bagi shalat berjamaah di masjid dikarenakan beberapa perkara yang tidak mungkin didapatkan kecuali dengan datang berjamaah di masjid. (Fathul Bari, 2/165-167)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah meriwayatkan akan hal ini dalam sabdanya:
“Shalat seseorang dengan berjamaah dilipat gandakan sebanyak 25 kali lipat bila dibandingkan shalatnya di rumahnya atau di pasar. Hal itu dia peroleh dengan berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu ia keluar menuju masjid dan tidak ada yang mengeluarkan dia kecuali semata untuk shalat. Maka tidaklah ia melangkah dengan satu langkah melainkan diangkat baginya satu derajat dan dihapus darinya satu kesalahan. Tatkala ia shalat, para malaikat terus menerus mendoakannya selama ia masih berada di tempat shalatnya dengan doa: “Ya Allah, berilah shalawat atasnya. Ya Allah, rahmatilah dia.” Terus menerus salah seorang dari kalian teranggap dalam keadaan shalat selama ia menanti shalat.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 647 dan Muslim no. 649)

Dengan demikian, shalat jamaah wanita di rumahnya tidak termasuk dalam keutamaan 25 atau 27 derajat, akan tetapi mereka yang melakukannya mendapatkan keutamaan tersendiri, yaitu shalat mereka di rumahnya, secara sendiri ataupun berjamaah, lebih utama daripada shalatnya di masjid, wallahu a’lam.
_____________________________
Footnote:
*) Yakni mereka yang ikut hadir untuk shalat berjamaah di masjid. (Syarah Shahih Muslim, 5/137, Fathul Bari, 2/59)
**) Yang dimaksud Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah adalah atsar yang diriwayatkan Al-Imam Al-Bukhari (no. 869) dan Al-Imam Muslim (no. 445) dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: “Seandainya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat apa yang diperbuat oleh para wanita itu, niscaya beliau akan melarang mereka mendatangi masjid sebagaimana dilarangnya para wanita Bani Israil.” Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Yang diperbuat oleh wanita tersebut adalah (keluar ke masjid dengan) mengenakan perhiasan, wangi-wangian, dan pakaian yang bagus.” (Syarah Shahih Muslim, 4/164)

syarat taubat dari pacaran..

0 komentar

Tidak diragukan lagi bahwa taubat sesuatu yang harus bagi pelaku dosa, apalagi dosa tersebut adalah dosa besar. Di antara hal yang membuat dosa bisa menjadi besar adalah jika maksiat di lakukan terus menerus. Contoh di antaranya yang menyebar di kaula muda adalah pacaran. Berpacaran sudah jelas terlarang karena merupakan jalan menuju zina. Karena tidak ada pacaran yang bisa lepas dari jalan  yang haram.
Berbagai Sisi Pacaran itu Terlarang
Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32).
Ibnu Katsir berkata mengenai ayat di atas, “Dalam ayat ini Allah melarang hamba-Nya dari zina dan dari hal-hal yang mendekati zina, yaitu segala hal yang menjadi sebab yang bisa mengantarkan pada zina.”
Dan sudah tidak diragukan lagi bahwa pacaran adalah jalan menuju zina. Karena hati bisa tegoda dengan kata-kata cinta. Tangan bisa berbuat nakal dengan menyentuh pasangan yang bukan miliknya yang halal. Pandangan pun tidak bisa ditundukkan. Dan tidak sedikit yang menempuh jalan pacaran yang terjerumus dalam zina. Makanya dapat kita katakan, pacaran itu terlarang karena alasan-alasan ini yang tidak bisa terbantahkan.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ

Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)
Dosa Mengharuskan Taubat
Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At Tahrim: 8)
Dijelaskan oleh Ibnu Katsir rahimahullah bahwa makna taubat yang tulus (taubatan nashuhah) sebagaimana kata para ulama adalah, “Menghindari dosa untuk saat ini. Menyesali dosa yang telah lalu. Bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang.”
Jika taubat harus memenuhi tiga syarat tersebut, maka tiga syarat orang yang taubat dari pacaran adalah:
1. Menyesal dan sedih telah berpacaran
2. Putuskan pacar sekarang juga
3. Bertekad tidak mau pacaran lagi dan menempuh jalan yang halal dengan nikah
Ujung Zina adalah Penyesalan
Luqman pernah berkata kepada anaknya,

يا بني، إياك والزنى، فإن أوله مخافة، وآخره ندامة

“Wahai anakku. Hati-hatilah dengan zina. Di awal zina, selalu penuh rasa khawatir. Ujung-ujungnya akan penuh penyesalan. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10: 326)
Memang betul apa yang diutarakan oleh Luqman, seorang yang sholeh. Dan itu sesuai realita. Awal zina dipenuhi rasa khawatir. Coba lihat saja apa yang dilakukan oleh orang yang hendak berzina. Awalnya mereka berusaha tidak terlihat orang lain. Khawatir ada yang melihat perbuatan dosa mereka. Ujung-ujungnya dipenuhi rasa penyesalan. Karena bisa jadi si wanita hamil. Si laki dituntut tanggung jawab. Akhirnya pusing kepayang karena perut si wanita yang makin besar dan sulit ditutupi. Akhirnya yang ada adalah rasa malu. Naik ke pelaminan pun sudah dicap “jelek” karena terpaksa “Married because an accident”.
Semoga Allah mudahkan kita untuk senantiasa berada dalam kebaikan dan menjauhkan kita dari berbagai maksiat.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Sumber : remajaislam.com

Kenapa sholat subuh dan isya harus berjamaah?? why?

0 komentar

Berjalan menuju shalat berjamaah di masjid merupakan salah satu sarana memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Hal itu didasarkan pada firman Allah (lihat kitab Tuhfatu al-Ahwadzi bi Syarhi Jami’ at-Turmudzi, IX/104),

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)

Ini adalah kisah nyata dari daerah Bekasi, Jawa Barat.
Seorang lelaki bernama Haris (ketika ditanyai tidak mau memakai nama aslinya – Red.) adalah dahulunya seorang pemuda yang jarang sekali sholat berjamaah di masjid. Ia ke masjid hanya untuk sholat Jumat atau sholat di Hari Raya Islam.

Malah dia dulu hidup identik dengan julukan ‘Playboy’. Setiap tahun dia gonta-ganti pacar. Dia juga dahulu bermain musik (drummer). Tidak pula memperhatikan sunah Rasul. Padahal dia adalah anak Pak Haji dan Ketua Dewan Kemakmuran Masjid di perumahannya. Baru ketika dia kuliah, hidayah Allah menggiringnya untuk melakukan sholat Dzuhur berjamaah di masjid kampusnya.

Setelah selesai sholat, ada tausiah yang didengar Haris. Pemberi tausiyah itu menyebutkan hadits Rasulullah SAW: “Sesungguhnya sholat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak.” (Shahih Muslim, V/160)

Sejak saat itulah Haris mulai memikirkan apa yang sebenarnya terkandung di dalamnya sampai-sampai Rasulullah bersabda manusia akan mendatanginya meskipun dengan merangkak. Haris pun mulai melaksanakan sholat Isya berjamaah di masjid malam harinya, dan dilanjutkan dengan Subuh berjamaah di masjid dekat rumahnya untuk mencoba merasakan apa yang sebenarnya dimaksud Nabi.

Selalu Lolos dari Kecelakaan
Haris saat itu masih kuliah di jurusan Sastra Inggris. Setiap kali setelah dia pulang kuliah, dia mengajar les privat bahasa Inggris baik ke anak-anak kecil maupun orang dewasa. Hampir lulus kuliah S1, dia sudah ditawarkan pekerjaan lewat telepon oleh sebuah perusahaan media untuk menjadi reporter. Haris mulai merenungkan apakah ini yang dimaksud manfaat dari sholat Isya dan Subuh berjamaah di masjid, rezeki begitu mudah diraih tanpa susah-susah melamar sedangkan banyak temannya yang melamar ke mana-mana tapi tidak diterima.

Akhirnya Haris lulus kuliah dan sempat menjadi wartawan di perusahaan tersebut. Tetapi pekerjaan menjadi reporter sangat tidak mengenal waktu. Hari Sabtu dan Minggu harus siap-siap dipanggil kerja. Pulang selalu malam. Haris jadi jarang sholat Isya di masjid. Subuh-subuh harus sudah berangkat ke kantor kalau tidak mau telat. Sejak itu pula dia mulai meninggalkan kebiasaannya mendengarkan dan bermain musik, berpacaran, dsb. Semuanya begitu melelahkan dan tidak cocok untuk jiwa Haris yang terbiasa mengajar. Kalau sudah kelelahan, dia sering mengantuk di motor.

Beruntung Allah saat itu masih menjaganya walau Haris mulai labil dalam melaksanakan sholat berjamaah di masjid karena pekerjaannya itu. Allah sedang mengujinya. Harris pun keluar kerja agar tidak terlalu lelah, bisa berjamaah di masjid, dan berniat memulai usaha sendiri. Baru mau memulai usaha, lagi-lagi Allah sudah menjamin rizkinya sebelum dia berdagang.

Dia mendapat order menerjemahkan buku luar negeri dari sebuah penerbit yang hasilnya bisa membuat dia bertahan beberapa bulan sampai dia mendapat pekerjaaan tetap lainnya. Bekerja dari rumah membuat Haris makin rajin sholat berjamah di masjid. Dia mulai merasakan perubahan ke arah yang lebih baik dibanding dengan ketika dulu ia jarang sholat berjamaah di masjid.

Ditinggikan Derajatnya oleh Allah

Allah memuliakan orang yang mendatangi masjid. “Barangsiapa berwudhu di rumahnya kemudian dia mendatangi masjid, maka dia sebagai orang yang mengunjungi Allah, dan merupakan kewajiban bagi yang dikunjungi untuk memuliakan pengunjung-Nya.” (HR. Thabrani, VI/253, nomor 6139 dan 6145).

Haris tetap sabar dan tekun terhadap terjemahannya. Malah dia berpikir dan bersyukur masih diberi rezeki dan anugerah menerjemahkan buku seperti itu. Berkat kesabaran dan rasa syukurnya, Allah kembali memberinya pekerjaan tetap dalam waktu dekat. Kali ini dia bekerja sebagai guru di sebuah sekolah internasional, sebagai guru Bahasa Inggris. Lokasi kerja Haris cukup jauh dari rumahnya. Tapi dia menjalankannya dengan senang dan semangat, karena cocok dengan jiwanya. Dia juga masih bisa menjalankan sholat Isya dan Subuh berjamaah di masjid.

Haris mulai merasakan inilah yang dimaksud Allah lewat sabda Nabi tadi. Banyak manfaat yang terkandung di dalam sholat Isya dan Subuh berjamaah di masjid: Bagi Haris, mendapat royalti pahala karena mengajarkan ilmu-ilmunya adalah suatu balasan dari Allah yang sangat baik.

Meskipun bekerja dengan senang hati dan penuh semangat, tidak berarti Haris tidak pernah kelelahan. Karena lokasinya yang jauh, setiap kali pulang kerja Haris lagi-lagi selalu mengantuk di motor. Sudah lebih dari tiga kali dia hampir mengalami kecelakaan motor. "Dan (dirikanlah pula solat Subuh). Sesungguhnya solat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)". (QS Al Isra: 78 ).

Dia bercerita, kala itu, karena tertidur di motor, dia hampir menabrak pembatas antara jalan raya biasa dan jalur mau masuk ke tol. Beruntung Allah mengirimkan malaikat-Nya untuk membelokkan motornya ke jalan yang benar. Di waktu lain, dia juga pernah mengendarai motor sambil tidur dan mengarahkan motornya ke arah yang berlawanan. Untung kendaraan yang berlawanan tidak menabraknya dan Allah segera membangunkannya. “… Dan seseorang yang berangkat ke masjid, dia akan selalu berada dalam jaminan Allah sehingga Dia mewafatkannya lalu memasukannya ke surga atau menyerahkan kepadanya pahala dan ghanimah yang diperolehnya. …” (Shahih Sunan Abi Dawud, II/473)

Kisah lainnya yang masih dia ingat adalah ketika dia tidak mengantuk, tapi dia malah ditabrak dari samping oleh pengendara motor yang arogan. Allah menjamin keselamatannya karena Haris melakukan sholat Subuh berjamaah di masjid pada hari itu. Dia tidak terjatuh sedikit pun melainkan penabraknya yang luka-luka.
Dari Jundab bin Abdullah ra., dia bercerita, Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa mengerjakan sholat subuh, maka dia akan selalu berada dalam jaminan Allah." (Syarhu an-Nawawi 'alaa Shahih Muslim, V/164).

Sekarang Haris sudah menjadi Wakil Kepala Sekolah di tempatnya bekerja. Saat Haris ditawarkan posisi menjadi Wakil Kepala Sekolah, umur Haris saat itu baru 24 tahun dan dia baru bekerja di situ dua tahun! Maha Besar Allah lagi Maha Penyayang.

Mari kita semua berdoa agar diberi hidayah oleh-Nya, diberi rizki dari-Nya, diberi kemudahan untuk melangkahkan kaki ke masjid, dan bisa mengajak orang lain untuk melaksanakan sholat berjamaah di masjid.

Nabi Nuh tidak mampu memberikan petunjuk kepada putranya, Kan’am; Ibrahim tidak kuasa memberikan hidayah dalam hati ayahnya; dan Rasulullah tidak sanggup memberikan hidayah kepada pamannya, Abu Thalib. Maka tugas kita semua adalah memohon petunjuk kepada Allah. Dia berfirman, “Maka mintalah hidayah kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah.” Siapa saja yang meminta hidayah kepada Allah, Dia akan memberinya hidayah. Hidayah ini meliputi hidayah ilmu dan hidayah taufik. Berapa banyak waktu terbuang untuk bermain di depan komputer? Sedangkan kita sulit sekali meluangkan waktu beberapa menit saja untuk melangkahkan kaki ke masjid padahal melangkahkan kaki ke masjid satu langkahnya menghapus dosa dan langkah lainnya mengangkat derajat.

“Tidaklah seseorang bersuci lalu dia melakukannya dengan sebaik-baiknya kemudian dia berangkat menuju ke salah satu masjid melainkan Allah telah menetapkan baginya kebaikan bagi setiap langkah yang diayunkannya, dengannya Dia akan meninggikan dirinya satu derajat, serta menghapuskan darinya satu kesalahan…” (HR. Muslim, nomor 654)

Silakan dicopy-paste atau disebarluaskan. Mari kita buat artikel menginspirasi ini membuat orang-orang tergerak hatinya dan banyak orang mau sholat berjamaah di masjid..

Hidup itu Maanniiss..

0 komentar

Aku ingin mengawali tulisan ini dengan sebuah kisah yang tulis oleh Ibnu Qudamah Al Maqdisi dalam kitabnya, At Tawwabin. Kitab At Tawwabin berisikan kisah orang-orang yang bertaubat, kembali kepada Allah SWT, di antaranya adalah kisah taubatnya Malik bin Dinar yang akan aku ceritakan pada tulisan ini.

Walaupun dia seorang muslim, masa lalu Malik bin Dinar jauh dari Allah SWT. Saat itu, kehidupan Malik bin Dinar penuh dengan kesia-siaan, mabuk-mabukan, maksiat, berbuat zhalim kepada manusia, dan lain sebagainya. Tidak ada satu maksiat melainkan dia telah melakukannya.

Suatu saat Malik bin Dinar melihat seorang anak perempuan berusia sekitar 3 atau 4 tahun. Malik bin Dinar merasakan sesuatu yang berbeda ketika melihat gadis kecil tersebut. Gadis kecil tersebut sangat manis dan indah dipandang. Melihat gadis kecil itu membuat Malik bin Dinar pun keinginan untuk memiliki anak. Sehingga Malik bin Dinar pun menikah.

Subhanallah, atas rahmat-Nya, Malik bin Dinar pun Allah SWT karuniakan seorang anak perempuan yang kemudian diberi nama Fathimah. Beliau sangat mencintai Fathimah. Setiap kali Fathimah bertambah besar, bertambah pula keimanan di dalam hati Malik bin Dinar, dan semakin sedikit maksiat di dalam hatiku. Beliau mendekatkan diri kepada Allah SWT selangkah demi selangkah dan mulai menjauhi maksiat sedikit demi sedikit. Hidup Malik bin Dinar berubah menjadi lebih baik.

Malik bin Dinar merasakan adanya harapan baru dalam hidupnya dengan keberadaan Fathimah. Namun ternyata Allah SWT berkehendak lain. Ketika genap tiga tahun, Fathimah sakit, dan semakin parah. Allah SWT pun memanggil Fathimah ke sisi-Nya. Fathimah meninggal dunia.

Malik bin Dinar tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Maka Malik bin Dinar pun berubah menjadi orang yang lebih buruk dari sebelumnya. Beliau belum memiliki sikap sabar yang ada pada diri seorang mukmin yang dapat menguatkan di atas cobaan musibah.

Maka Malik bin Dinar bertekad untuk mabuk dan meminum khamr sepanjang malam. Malik bin Dinar mabuk-mabukan dengan mabuk yang belum pernah beliau lakukan sebelumnya hingga beliau tidak sadarkan diri dan beliau pun tertidur.

Saat tidur beliau bermimpi. Di alam mimpi tersebut Malik bin Dinar berada pada hari kiamat. Sangat menakutkan! Matahari telah gelap, lautan telah berubah menjadi api, dan bumi pun telah berguncang. Manusia pun dibangkitkan dan dikumpulkan. Malik bin Dinar mendengar malaikat memanggil nama dari setiap orang untuk menghadap Al Jabbar. Kemudian beliau mendengar malaikat memanggil nama beliau dan berkata, “Mari menghadap Al Jabbar!” Beliau sangat ketakutan. Tiba-tiba manusia-manusia di sekitar beliau menghilang, hanya beliau seorang diri di Mahsyar.

Kemudian Malik bin Dinar melihat seekor ular besar datang ke arahnya dengan membuka mulutnya. Beliau pun lari karena sangat ketakutan. Lalu beliau mendapati seorang laki-laki tua yang lemah. Malik bin Dinar pun berkata, “Orang tua, selamatkanlah aku dari ular ini!” Orang tua tersebut menjawab, “Aku lemah, aku tak mampu, akan tetapi larilah kearah gunung sana, mudah-mudahan engkau selamat!”

Malik bin Dinar pun terus berlari menuju gunung tersebut. Kemudian beliau melihat di atas gunung tersebut terdapat anak-anak kecil dan beliau mendengar semua anak tersebut berteriak, “Wahai Fathimah tolonglah ayahmu, tolonglah ayahmu!”

Malik bin Dinar mengenali bahwa dia adalah Fathimah, putrinya. Maka Fathimah pun menghampiri Malik bin Dinar dan kemudian Fathimah mengusir ular dengan tangannya.
Malik bin Dinar bertanya kepada Fathimah, “Apa yang terjadi, wahai Anakku?” Fathimah berkata kepada Malik bin Dinar, “Ayah, apakah engkau tidak mengetahui bahwa perbuatan kita di dunia akan hadir di hari kiamat dalam bentuk fisik yang nyata?”
“… Wawajadu maa ‘amilu haadhiraa …”
“… Mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan hadir di hadapan mereka…” (QS Al Kahfi: 49)
“Ayah, ular itu adalah amal burukmu, engkau telah membesarkan dan menumbuhkannya hingga hampir memakanmu. Dan lelaki yang lemah tersebut adalah amal shalihmu, engkau telah melemahkannya hingga dia tidak mampu melakukan sesuatu untuk membantu kondisimu.”
“Ayah, belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyu’, menundukkan hati mengingat Allah mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan?”
“Alam ya’ninil ladzina amanu an takhsya’a qulubuhum li dzikrillah wa ma nazala minal haq…”

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyu’, menundukkan hati mereka mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan kepada mereka…” (QS Al Hadid: 16)

Malik bin Dinar pun terbangun dari tidurnya dan berteriak, “Wahai Rabbku, sudah saatnya, sudah datang waktunya, wahai Rabbku!” Lantas beliau berwudhu dan pergi ke masjid untuk shalat subuh.
Di dalam shalat subuh, ternyata imam membaca ayat yang sama,
“Alam ya’ninil ladzina amanu an takhsya’a qulubuhum li dzikrillah wa ma nazala minal haq…”

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyu’, menundukkan hati mereka mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan kepada mereka…” (QS Al Hadid: 16)

Sejak saat itu Malik bin Dinar menjadi seorang shalih dari kalangan tabi’in. Malik bin Dinar sering mengatakan, “Kasihan orang-orang di dunia ini, yaitu mereka yang hidup di dunia ini tapi tidak merasakan sesuatu yang paling manis dalam hidup ini.”
Apa sesuatu yang paling manis dalam hidup ini? Malik bin Dinar mengatakan, “Senantiasa mengingat Allah dan mematuhi-Nya.”

Banyak hikmah dalam kisah Malik bin Dinar, tetapi pada tulisan pendek ini aku ingin mengingatkan diri sendiri dan juga ikhwah fillah tentang sebuah ayat,
“… Wawajadu maa ‘amilu haadhiraa …”

“… Mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan hadir di hadapan mereka…” (QS Al Kahfi: 49)

Pernahkah kita memikirkan, apa yang akan hadir dan menemani kita nanti di akhirat?
Aku tergelitik dengan perkataan seseorang, “Aku sudah pacaran sama dia hampir 5 tahun.”
Entah bagaimana membayangkan wujud yang akan hadir di hari kiamat dari perbuatan pacaran 5 tahun. Shalat aja satu hari semalam hanya 5 menit x 5, yaitu 25 menit.
Jika usia kita 20 tahun, anggap saja baligh pada usia 13 tahun, berarti kita shalat selama: 7 tahun x 365 hari x 25 menit, yaitu 63875 menit atau 1064,83 jam atau senilai 44,3576 hari. Tidak sampai 50 hari wahai ikhwah fillah. Terus, apakah shalat kita pasti diterima? Mengenai pacaran, padahal ulama sepakat bahwa hubungan lawan jenis di luar pernikahan adalah haram.
“Wa laa taqrabu zinaa …”
“Jangan dekati zina …” (QS Al Isra: 32)

Jangan mendekati zina merupakan salah satu larangan Allah SWT. Bagaimana dengan pacaran yang di dalamnya terdapat berbagai zina; zina mata, zina hati, zina dengan bersentuhan, dan bahkan ada yang sampai berhubungan badan?

Rasulullah saw bersabda, “Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR Muslim 4802)

Ini baru satu kasus, pacaran.
Lho kok jadi ngomongin pacaran?
Mau ngomongin contoh yang lain juga tafadhal. Ada yang mau kasih contoh lain? Ghibah? Setiap hari seberapa sering kita ghibah saudara kita? Atau bagi perempuan misalnya, berapa lama mereka tidak memakai jilbab. Jika kita muhasabah, rasanya terlalu banyak dosa yang kita perbuat… Tafadhal direnungkan wahai ikhwah fillah…

Tapi begitu pengasihnya Allah SWT kepada kita. Rasulullah saw bersabda, “Setiap manusia adalah pendosa dan sebaik-baik pendosa adalah yang bertaubat.” (HR Ahmad 12576)
Pilihan ada di kita, ingin bertaubat atau tidak …

Semoga Allah SWT mengampuni dosa kita dan memasukkan kita ke dalam surga… Semoga Allah SWT ridha… Amiiin…

Muhammad Hilmy Alfaruqi
Sumber: dakwatuna.com

HiDup BukaN uNtuK mAin-MaiN..!!

0 komentar

"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami." (QS al-Mukminun 115)

Ibrahim bin Adham termasuk keturunan orang terpandang. Ayahnya kaya, memiliki banyak pembantu, kendaraan dan kemewahan. Ia terbiasa menghabiskan waktunya untuk menghibur diri dan bersenang-senang. Ketika ia sedang berburu, tak sengaja beliau mendengar suara lantunan firman Allah Ta’ala,

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami.” (QS al-Mukminun : 115)

Serasa disambar petir. Ayat itu betul-betul menyentak beliau. Menggugah kesadaran, betapa selama ini telah bermain-main dalam menjalani hidup. Padahal hidup adalah pertaruhan, yang kelak akan dibayar dengan kesengsaraan tak terperi, atau kebahagiaan tak tertandingi. Yakni saat di mana mereka dikembalikan kepada Allah untuk bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. Sejak itulah beliau tersadar, dan itulah awal beliau meniti hidup secara semestinya, hingga saksi sejarah mencatat beliau sebagai ahli ibadah dan ahli ilmu 
yang ‘bukan main’.

Bila Hidup Dianggap Main-Main

Rasa-rasanya, ayat ini seperti belum pernah diperdengarkan di zaman kita ini. Meski tidak terkalamkan, lisaanul haal menjadi bukti, banyak manusia yang menganggap hidup ini hanya iseng dan main-main. Aktivitasnya hanya berkisar antara tidur, makan, cari makan dan selebihnya adalah mencari hiburan. Seakan untuk itulah mereka diciptakan.
Ayat ini menjadi peringatan telak bagi siapapun yang tidak serius menjalani misi hidup yang sesungguhnya. Kata ‘afahasibtum’, (maka apakah kamu mengira), ini berupa istifham inkari, kata tanya yang dimaksudkan sebagai sanggahan. Yakni, sangkaan kalian, bahwa Kami menciptakan kalian hanya untuk iseng, main-main atau kebetulan itu sama sekali tidak benar. Dan persangkaan kalian, bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami, adalah keliru.
Allah tidak akan membiarkan manusia melenggang begitu saja, bebas berbuat, menghabiskan jatah umur, lalu mati dan tidak kembali,

”Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” (QS. Al-Qiyamah 36)

Orang yang tidak mengetahui tujuan ia diciptakan, tak memiliki pathokan yang jelas dalam meniti hidup. Tak ada panduan arah yang bisa dipertanggungjawabkan, hingga ia akan terseok dan tertatih di belantara kesesatan.
Hanya ada tiga ’guide’ yang mungkin akan mereka percaya untuk memandu jalan. Pertama adalah hawa nafsu. Dia berbuat dan berjalan sesuai petunjuk nafsu. Apa yang diingini nafsu, itulah yang dilakukan. Kemana arah nafsu, kesitu pula dia akan berjalan. Padahal, nafsu cenderung berjalan miring dan bengkok, betapa besar potensi ia terjungkal ke jurang kesesatan.
Pemandu jalan kedua adalah setan. Ketika seseorang tidak secara aktif mencari petunjuk sang Pencipta sebagai rambu-rambu jalan, maka setan menawarkan peta perjalanan. Ia pun dengan mudah menurut tanpa ada keraguan. Karena sekali lagi, dia tidak punya ’kompas’ yang bisa dipertanggungjawabkan dalam menentukan arah perjalanan. Sementara, peta yang disodorkan setan itu menggiring mereka menuju neraka yang menyala-nyala,

”Sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni naar yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6)

Rambu-rambu ketiga adalah tradisi orang kebanyakan. Yang ia tahu, kebenaran itu adalah apa yang dilakukan banyak orang. Itulah kiblat dan barometer setiap tingkah laku dan perbuatan. Padahal,

”Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (QS. al-An’am: 116)

Misi Hidup yang Bukan Main

Allah menciptakan manusia untuk tugas yang sangat agung; agar mereka beribadah kepada-Nya. Untuk misi itu, masing-masing diberi tenggat waktu yang sangat terbatas di dunia. Kelak, mereka akan mempertanggungjawabkan segala perilakunya di dunia, adakah mereka gunakan kesempatan sesuai dengan misi yang diemban? Ataukah sebaliknya; lembar catatan amal dipenuhi dengan aktivitas yang sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang diperintahkan.
Di hari di mana mereka dinilai atas kinerja mereka di dunia, tak ada satu episode pun dari kehidupan manusia yang tersembunyi dari Allah. Bahkan semua tercatat dengan detil dan rinci, hingga manusiapun terperanjat dan keheranan, bagaimana ada catatan yang sedetil itu, mereka berkata,

”Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada 
(tertulis).” (QS. al-Kahfi: 49)

Sebelum peluang terlewatkan, hendaknya kita bangun motivasi, untuk menjadikan hidup lebih berarti. Mudah-mudahan, fragmen singkat di bawah ini membantu kita untuk membangkitkan semangat itu.
Suatu kali Fudhail bin Iyadh bertanya kepada seseorang, “Berapakah umur Anda sekarang ini?” Orang itu menjawab, “60 tahun.” Fudhail berkata, “Kalau begitu, selama 60 tahun itu Anda telah berjalan menuju perjumpaan dengan Allah, dan tak lama lagi perjalanan Anda akan sampai.”
Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un,” tukas orang itu.
Fudhail kembali bertanya, ”Tahukah Anda, apa makna kata-kata yang Anda ucapkan tadi? Barangsiapa yang mengetahui bahwa dirinya adalah milik Allah, dan kepada-Nya pula akan kembali, maka hendaknya dia menyadari, bahwa dirinya kelak akan menghadap kepada-Nya. Dan barangsiapa menyadari dirinya akan menghadap Allah, hendaknya dia juga tahu bahwa pasti dia akan ditanya. Dimintai pertanggungjawaban atas tindakan yang telah dilakukannya. Maka barangsiapa mengetahui dirinya akan ditanya, hendaknya dia menyiapkan jawaban.”
Orang itu bertanya, ”Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang? Sedangkan kesempatan telah terlewat?”
Fudhail menjawab, ”Hendaknya Anda berusaha memperbagus amal di umur yang masih tersisa, sekaligus memohon ampunan kepada Allah atas kesalahan di masa lampau.”

Semoga kita mampu mengubah hidup kita, dari main-main, menjadi bukan main. Amien.

Oleh : Abu Umar Abdillah

 

Coffee Tiwus © 2011 Design by Putro Sapno Pamungkas