;;;

Bismillah untuk ini..

“Allah itu Tujuan kami… Rasulullah tauladan kami., Alquran Undang-Undang kami.. Jihad itu jalan hidup kami Mati di Jalan Allah Cita2 kami TerTinggi..”

IKHTIAR..

Bernilainya Ikhtiar bukan nampak dari hasil yang diraih. Melainkan dari proses yang benar dan dilakukan secara ikhlas berlandaskan ke Tauhidan kepada Allah Ta'ala.

Jadilah Seperti PENSIL..

Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya Allah, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya”.

HAI SAHABAT..

Kadang Suatu Perpisahan Disertai Dengan Tetesan Air Mata.. Tapi Ingatlah, Sahabat Sejati Tak Akan Melupakanmu, Meskipun Ku Tak Lagi Mengingat Namamu, Tapi Ku Akan Mengenang Masa Lalu Bersama Teman Terbaik Yaitu Dirimu.. :)

KECERDASAN..

Kecerdasan Bukanlah Sebuah Keistimewaan. Tapi Kecerdasan ialah Sebuah Karunia Yang Sangat Istimewa dari Allah Ta'ala.. Karna itu Janganlah Berbesar Kepala, Kapanpun, Dimanapun Dan Apapun Allah Bisa Mengambil Semuanya Termasuk Kecerdasan..

Cerita dari ajaibnya bersholawat..

0 komentar


Sudah menjadi kebiasaan setiap hari kamis, kami selalu bermain futsal bersama teman-teman kampus. Jika ketika kami masih masuk kuliah, tentunya yang bermain semakin banyak atau setidaknya cukup tidak kurang. Walaupun bermainnya hanya satu jam saja, tapi itu sudah cukup puas itung-itung ilangin stres tugas-tugas kampus walaupun sesaat. Terkadang jika orangnya melebihi perkiraan kami suka nambah waktu bermain satu jam lagi itupun jika lapangan kosong, jika tidak ya sudah mau apa lagi kita pulang..

Ketika memasuki liburan semester, kami tetap melanjutkan bermain futsal walupun dua seminggu sekali tidak seminggu sekali lagi,, sekalian olahraga, melepas rindu dan menjaga silahturahmi kepada teman-teman..hha..  Empat minggu sudah berjalan, kelihatannya orang yang bermain oke-oke saja tapi lama kelamaan semakin berkurang saja, maklum liburan banyak yang pulang kampung dan pada refreshing. Nah minggu kemarin sudah bermain, seharusnya minggu ini libur dulu, tapi temen saya ingin sekali bermain katanya kakinya gatel banget pengen tendang bola.. hha..  yasudah, saya sih oke-oke saja..
Tiba lah hari kamis, cobaan pun datang.. waktu menunjukan jam dua belas siang tapi hari itu bagaikan malam, gelap sekali dan akhirnya sebelum jam satu, tibalah hujan yang sangat deras sementara lapangan sudah di boking jam 2.. Lalu saya berpikir “liburan ajah dah sepi yang main apalagi ujan gini..” Setengah dua, hujan masih belum reda sampai-sampai sudah jam 2 saja. Akhirnya setelah menghubungi teman-teman tapi kliatannya masih ragu-ragu, saya memutuskan untuk berangkat saja. Waktu menunjukan jam 2, berarti kira-kira saya sampai disana setengah tiga.. Walaupun keadaan hujan deras saya tetap berangkat, rugi sih dalam pikiran, main berarti gak full nih tapi gak apalah yang penting hadir dan gak kecewakan teman..

Nah disini lah, dalam perjalanan saya menaiki kendaraan umum, saya tak henti-henti bersholawat. Yang di dalam kendaraan umum hingga kliatan bingung melihati saya yang komat-kamit terus tanpa henti. Saya gak peduli lah, saya lagi mengejar waktu agar tidak terlalu terlambat. Setengah jam berlalu, tiba lah saya di lapangan. Ternyata temen saya belum pada main dan hanya ada 5 orang, butuh 4 orang lagi nih untuk bermain, mereka ragu apakah main atau tidak waktu pun sudah jam 14.35, tinggal 25 menit lagi. Kebetulan sekali di sana ada beberapa orang yang mungkin habis bermain tetapi belum pulang, kami ajak saja mereka, main gratis siapa yang tidak menolak. Pukul 14.40 akhirnya main juga walaupun tinggal 20 menit, tak apalah yang penting olahraga udah ujan-ujan sampai sini masa gak main.. hha.. Tetttt.. bunyi bel pun berbunyi menandakan waktunya telah habis, keluarlah kami semua dari lapangan dengan rasa tidak puas. Mungkin karena kebetulan ya, atau sang pemilik lagi berbaik hati, atau? Entahlah, tapi saya yakin mungkin ini keajaiban dari sholawat, seakan Allah sangat dekat disini dan membantu kami semua. Yang jelas ini tidak pernah terjadi kepada kami semua atau semua yang pernah bermain disana. Dia yang pemilik lapangan menghampiri kami semua setelah keluar lapangan dan menanyakan “Kenapa kok telat mainnya?”. Lalu saya menjawab karena dia melihat ke saya “ Hujan mas, jadi telat..” Dia berkata lagi, “Mau main lagi gak?”, “Mau lah mas” kata temen saya secara spontan. “Yasudah main lagi ajah tapi sampai jam setengah empat ya” kata sang pemilik. Sontak kami semua senang, bingung, dan heran.. hha .. kapan lagi nih, sang pemilik yang kelihatannya sangat jutek kepada semua orang tiba-tiba berbaik hati..  hoho..

Jadi intinya, cepat atau lambat cobaan akan selalu datang kepada kita semua, siap ga siap kita harus tetap terima cobaan yang kita hadapi.. Namun ingatlah Allah selalu bersama kita sholawat kepadanya, semua akan terjadi yang kita tak ketahui..

"AIR"

0 komentar


Air.. Air selalu ada dalam kehidupan manusia. Tanpa air manusia tak akan bisa hidup. Air selalu dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Ya.. semua makhluk hidup bukan hanya manusia saja. Lalu air seperti apa yang diinginkan oleh semua makhluk hidup itu, tentu saja air yang tenang ,air yang sehat, air yang suci, air yang bersih, air yang sejuk dll. Namun terkadang air sulit di tebak terkadang baik dan kadang menjadi hal menakutkan. Untuk mendapatkan air yang baik pastinya tidak mudah, butuh mencarinya dan menelitinya apakah air itu baik atau sebaliknya. Bukannya berkata sulit, tapi air baik itu selalu ada disekitar kita jika kita menyadari. 

Air.. Air akan lebih baik jika air itu mengalir terus hingga dia bermuara di suatu tempat dan mengalir lagi ke tempat yang lebih rendah dan seterusnya hingga dia bercabang-cabang kecil dan kecil masuk ke dalam rongga-rongga tanah. Indah bukan jika air itu terus mengalir walaupun kecil tapi tanpa terputus-putus. Takkan ada habisnya berbicara tentang air. Lalu bagaimana jika air itu terhambat oleh sampah-sampah yang menumpuk? Air tidak selalu sendirian, dalam air masih ada air. Ingat Air adalah air, selama ada celah, air akan terus masuk  walaupun hanya setetes demi setetes meskipun dia membeku sekaligus.

Air.. bagaimana air ini ku ibaratkan dengan lima kata tentang perasaan senang semua makhluk hidup..

Sebuah Biji Tanaman

0 komentar


Sendiri.. ku melihatmu yang tak punya teman, tak punya sahabat, tak punya kerabat, tak punya kekasih, tak punya saudara,  dan tak punya keluarga. Kamu seperti makhluk dari angkasa yang jatuh dari bumi yang tak tahu tujuan mu datang kesini. Kamu seperti pengembara yang tidak membawa sedikit bekal untuk melanjutkan perjalanan. Sehingga aku tak tega kau berada disini yang datang di tengah dedaunan yang telah membusuk dan ranting-ranting yang sudah tak berguna bagi induknya. Aku yang menemukanmu sendiri disini, saat itu aku bersumpah akan merawatmu hingga besar nanti, aku yang akan menolong pertama bila kau sedang ada masalah, pokoknya akulah yang pertama bagimu..
Bertahun-tahun berlalu, kini kamu sudah besar. Kau bagaikan gunung yang muncul dari bumi tarpancang hebat, kuat dan gagah berani. Kau bagaikan langit yang membentang luas di angkasa, yang dipenuhi benda luar angkasa bertebangan. Segala rintangan kau dan aku telah lewati, suka duka telah kita jalani. Bahkan hingga sekarang, orang di luar sana yang selalu menjelek-jelekan kamu, yang kau tak bisa menghasilkan apa-apa, yang hanya bisa menangis.  Aku tak peduli itu, setiap pagi aku menghusap sedihmu, karna setiap kamu menangis itu adalah ladang kebaikan setiap orang yang ingin dihapus dosanya. Tapi sayang semua orang tak menyadarinya. Entah kenapa belakangan ini kau sering menangis, kurasa ini mungkin faktor cuaca. Tangisanmu kini tak kenal waktu, hanya sentuhan udara kecil engkau menangis. Aku tak tahu apa yang kau rasakan, sepertinya kamu sedang lagi belajar akting yang terus menangis tanpa sebab. Hari-perhari berjalan seiring waktu, kamu pun tak kunjung membaik. Karna tingkah lakumu itu, orang-orang  disekitar semakin resah melihat keberadaan kamu disini. Hingga akhirnya aku tak kuasa menuruti dia yang berkuasa disini. Dengan senjata tajam di tangan ku, kau bersiap dalam kematian. Dan akhirnya terjadi yang tak ku inginkan, aku yang merawatmu dan aku pula yang membunuhmu. Meskipun sisa ragamu masih sebagian tertanam tapi kau tak tapat menangis lagi yang bisa menjadi kebaikan di setiap rintihan tangismu. Pagi ini aku merindukan tangisanmu. Selamat jalan sebuah biji tanaman kecilku..

Apapun yang terjadi, saya ikhlas..

0 komentar

Wahai Sahabatku.. Dulu kita adalah 4 sekawan yang terbaik saat kita menginjak bangku sekolah dasar.. Dulu kita bagaikan "F4 Indonesia" yang pada saat itu lagi jaman-jamannya.. Berbagai masalah telah kita lalui dengan senang hati.. Dan tidak pula kita pun sering bertengkar dalam masalah yang sepele.. Hal yang paling diingat adalah kami selalu main tunggu-tungguan pada saat berangkat sekolah.. Rumah kami memang saling berdekatan dan kami selalu berangkat dengan jalan bereng-bareng.. Aku ingat sekali aku yang selalu datang duluan untuk menyamper temanku untuk ke Sekolah.. Kami selalu menuggu di tempat rumah temanku yang selalu pemberani, Dani. Dia memunyai badan yang besar dibandingkan dengan kami semua, dan mempunyai ketingkat percaya diri yang tinggi. Terkadang dia suka marah dan sulit untuk mengontrol emosinya. Dani bocah kecil yang lugu.  Dan kedua yang sampai pada tempat itu adalah Uje, dialah teman kami yang paling alim. Dia yang mengajarkan kepada kami semua untuk solat Dhuha, belajar tata krama menurut agama, belajar mecintai seorang wanita, belajar cara untuk lebih bersabar, dia sangat pintar dalam membuat puisi, yang jelas pada saat itu dialah yang mempunyai wawasan lebih tinggi dari kami semua. Rumah dia memang tidak terlalu dekat dengan ketiga rumah kami, jadi dia kadang bareng berangkat ke sekolah kadang sebaliknya.. Dan Nana, kami semua adalah orang yang jahat kepadanya, dialah yang menjadi bahan lelucon dari kami semua dan terkadang kami sering minta duit kepadanya dengan alasan “wah iya dulu lo pernah minjem duit ama gw, tapi lo blum pulangin” padahal cuma satu orang yang punya hutang tapi pada ikut-ikutan.. Kasihan dia, kami bersalah kepadanya.. Rumah dia berhadapan dengan rumah Dani jadi dia selalu menengok dahulu ke rumah Dani sudah ada saya ataupun Uje yang menunggu, Jika belum ada dia tidak mau menjadi orang yang pertama menunggu..hha.. Meskipun menjadi tempat perkumpulan untuk menuju ke sekolah, tapi faktanya tuan rumah ini selalu belakangan, jadi terkadang tunggu kami semua berkumpul baru kita jalan..  tapi itu semua adalah masa lalu.. Kini kita sudah berpisah, tidak satu sekolah lagi tidak main samper-samperan lagi tidak jalan bareng lagi..

Yang pertama adalah Uje, semenjak lulus dari Sekolah Dasar dia melanjutkan untuk pergi ke pesantren yang ingin menjadi Kyai, katanya dulu. Sedih rasanya kehilangan satu personil yang sudah kita anggap seperti saudara sendiri, namun kita semua tidak bisa berbuat banyak untuk menghalang dia untuk pergi. Disisi lain, kami semua melanjutkan untuk ke Sekolah Menengah Pertama, namun saya terpisah juga dengan Dani dan Nana yang bisa satu sekolah lagi. Semakin sulit saja saya untuk bisa bermain bareng karna jadwal kami tentunya berbeda. Namun kami berjanji untuk bisa satu sekolah lagi ketika masuk SMA nanti tentunya, kami pun harus belajar dengan giat untuk mencapai sekolah yang di tuju bersama. Suatu hari ketika liburan datang, Uje datang untuk melepas rindu kepada keluarganya dan tentunya kepada kami semua. Dia terlihat semakin alim saja tapi itu tidak bertahan lama hanya sebentar saja dia liburan dan tidak menyempatkan bermain lagi dengan kami semua karna harus kembali untuk mencari ilmu di pesantrennya. Setelah kepergian dia, berbulan-bulan dia tidak kembali lagi kesini, kami bingung padahal ini sudah masuk liburan sekolah. Setelah mencari tahu kepada tetangganya, ternyata rumah dia sudah dijual, jadi pantas saja dia tidak main-main lagi kesini. Sekarang dia tinggal di Bandung tepatnya. Kami semua jelas sedih, sudah tidak bisa lagi melihat dan bermain rekan sahabat kita dulu. Kami doakan sukses selalu temanku.. kami merindukanmu..

Setelah kehilangan Uje kami masih sama seperti yang dulu, namun kini rumah Nana sudah tidak lagi berhadapan dengan rumah Dani, jadi si Nana ini kesannya tidak punya teman selain Danank dan saya semenjak pindah, dia cenderung untuk merasa nyaman di rumah. Bertahun-tahun sudah berlalu kami sudah lulus SMP dan melanjutkan ke SMA, tapi disini kami terpisah semua, tidak ada yang satu sekolah lagi. Sontak kami sedih, tidak bisa berangkat ke sekolah bersama lagi. Pagi berganti siang berganti sore berganti malam dan seterusnya. Kami kini sudah menginjak masa remaja yang dimana ini saatnya menemukan jatidiri kita masing-masing. Disinilah teman kami salah bergaul. Dani, dia memilih untuk mencari jatidirinya dengan mengikuti perintah teman-temannya. Segala merk minuman keras dia minum, hidupnya menjadi tidak karuan. Dia pernah menabung demi untuk membeli sebuah pedang panjang atau sering disebut samurai, katanya untuk berjaga-jaga jika ada yang mencari masalah. wah wah.. Pulang selalu malam sampai di rumah dia terkadang marah-marah tidak jelas. Hingga suatu ketika Ibunya sakit dan akhirnya meninggal dunia. Dani hanya bisa menangisi dan tidak bisa berbuat apa-apa. Hidupnya sedikit membaik seketika sepeninggalan ibunya tapi masalah datang menghampirinya, dia di keluarkan dari sekolahnya karena sering berbuat masalah. Setelah di keluarkan dari sekolahnya dia cenderung lebih baik mendapat teman-teman yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Dia sudah tidak minum-minum lagi dan tidak ada lagi samurai di kamarnya. Kini ketika dia lulus dia ingin seperti kakaknya ingin menjadi polisi. Rumahnya tinggal separuh karna yang separuh dijual untuk membiayai kakaknya untuk masuk polisi. Tidak ada seorang perempuan di rumahnya, menjadi rumahnya berantakan, maklum laki-laki semua. Singkat kata singkat cerita kami lulus dari SMA, saya dan Nana melanjutkan untuk masuk perguruan tinggi, sementara Dani dia menganggur karna ingin masuk polisi seperti kakaknya.
Disinilah akhirnya kami akan terpisah lagi dari rekan sahabat kami untuk kedua kalinya. Dani.. sudah menjalankan tes beberapa kali untuk masuk polisi belum berhasil, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pindah KTP karna menurutnya lokasi disini terlalu banyak yang daftar sehingga pesaingnya semakin berat. Tes untuk masuk polisi kini tiba lagi, untuk masuk polisi butuh biaya yang sangat besar. Hingga akhirnya Dani menjual rumahnya dan memutuskan untuk mengontrak. Namun sayang.. Tes kali ini yang sangat ditungu-tunggu Dani masih belum berhasil, sudah menjual rumah, but finally.. nihil.. Uang memang di kembalikan dan tes pun akan tetap ada untuk selanjutnya, tapi saya sedih.. dia teman terbaik saya dari kecil hingga sekarang.. saya ga siap untuk kehilangan teman terbaik saya lagi.. tak lama lagi dia akan pergi dari sini, meninggalkan saya dan nana.. saya tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya..  Semoga saja dia berhasil menjadi yang dia impikan.. Saya sangat merindukan kalian semua.. Allah punya rencana lain dari ini semua, semoga kita bisa bertemu dan berkumpul semua lain waktu nanti.. T,T..

 

Coffee Tiwus © 2011 Design by Putro Sapno Pamungkas