Terima Kasih :)


Saya adalah orang yang pendiam tak banyak bicara dan tertutup bisa disebut dengan itu, jarang sekali cerita tentang yang saya alami kepada teman maupun keluarga saya sendiri. Setiap ada masalah saya cenderung untuk memikirkan jalan keluarnya sendiri, entah kenapa pola pikir saya itu bergerak begitu cepat jika setiap ada masalah yang datang, mungkin ini salah satu kelebihan saya. Memang tidak seharusnya setiap masalah untuk dipikirkan sendirian, akan lebih baiknya masalah itu di share ke orang lain agar mendapat good idea.. Sudahlah mungkin ini akan menjadi kekuatan saya pada saat-saat genting..
Marhaban Ya Ramadhan, Bulan suci telah tiba..
Setiap dalam bulan suci Ramadhan, lingkungan saya selalu diadakan yang namanya takbir keliling pada setiap akhir di bulan Ramadhan. Acara ini sudah berjalan 2 tahun. Dalam dua tahun tersebut, Alhamdulillah acara tersebut berjalan lancar, saya selalu mendampingi dalam setiap acara tersebut Rencananya acara Takbir Keliling akan diadakan kembali tahun ini. Namun sayang pada tahun ini, saya harus pergi untuk pulang kampong. Mengingat pada takbir keliling atau sebut saja takling sebelumnya, personil kami ini selalu orangnya itu-itu saja bukannya bertambah malah berkurang. Masalah regenerasi berikutnya yang kami selalu telat untuk melakukannya dan harus bersaing dengan teknologi-teknologi canggih untuk merebut hati para anak muda disini.
Kami disini adalah dani, eci, ulul, anti, muti, dan tentunya saya sendiri. Ini adalah personil inti yang dari tahun kemarin selalu setia. Namun kendala pada tahun ini adalah muti yang sudah  menginjak  bangku kuliah, disibukkan dengan jadwalnya. Lalu ulul, sekarang dia sudah kerja namun kerjanya tidak secara pasti terkadang  masuk pagi terkadang masuk malam, Sip-sip’an istilahnya begitu. Eci yang sedang belajar menjadi pengajar yang baik untuk mencari pengalaman. Anti yang masih sekolah di SMA. Dani yang jarang dirumah karna sibuk mencari kabar untuk menjadi polisi. Dan tentunya saya sendiri, yang harus pulang kampong. Karna alasan itu semua , kami berniat untuk tidak diadakan acara tersebut. Tapi keputusan kami ini bertentangan dengan orang-orang disekitar kami. “Ini adalah akan menjadi tradisi di lingkungan kita, jangan sampai terputus sampai disini.” kata sekertaris RT kami. Waduh, dalam hati saya. Yasudahlah mau tidak mau saya mengambil keputusan, “Kalian pada mau acara ini akan berjalan kembali, jika saya ditanya tentu saya akan bilang iya. Bagaimana dengan kalian?” semua hanya bilang terserah, oke-oke sajalah, ada yang bilang ketua jangan gw. Hmmm.. Yasudah kita putuskan akan mengadakan acara takling pada tahun ini!
Keesokan harinya, langsung saja saya selaku ketua membagi-bagi tugas, dan saya berpikir teman-teman semua pada sibuk, saya sendiri libur daripada nganggur lebih baik melakukan tugas yang bisa dikerjakan sebelum saya pergi. Satu persatu tugas saya kerjakan, berhari-hari sudah berlalu, badan capek masa bodoh yang penting harus selesai. Hingga suatu ketika tubuh saya lemas ngedrop di malam harinya. Tapi Alhamdulillah esok paginya tidak sakit.. hha.. kerja sendirian memang sangat capek tapi tak apalah nanti dia semua akan lebih capek dari saya.. itung-itung ibadah di bulan romadhon..
Waktunya telah tiba untuk pergi meninggalkan tempat kelahiran saya, hanya sebuah jabat tangan dan seyuman perpisahan yang terakhir ku ingat. Semua sudah kukerjakan dengan baik dan sisanya kutitipkan tugas menjelang hari H dan sebuah catatan kecil kegiatan untuk beberapa hari kemudian hingga acara berlangsung. Perjalanan saya dengan menaiki kendaraan adalah pada masa puncaknya pulang kampong, jadi ini sangat membosankan menghadapi macetnya yang lebih parah dari Jakarta. Daripada tidur dan lihat mobil dan motor-motor  yang diam tak bergerak bagaikan seperti patung, lebih baik ku menanyakan keadaan di sana melalui pesan singkat. Ku sms saja eci yang memang senior diantara kami semua, “Alhamdulillah disini keadaan baik-baik saja” kata eci melalui sms. Saya di sini merasa sangat bosen yang tak kunjung sampai hingga beberapa hari, hingga saya  selalu menanyai keadaan disana, dan akhirnya si eci ini merasa kesal dengan saya yang selalu saja bertanya kepadanya. Baterai hape yang sudah tidak kuat menahan rasa laparnya akhirnya telah tiada. Yasudahlah yang di sana juga sudah kesal, baterai hape juga sudah sakaratul maut, lebih baik ku percayakan saja pada mereka dan tak usah ganggu mereka. Akhirnya setelah beberapa hari ku telah sampai di rumah tempat kelahiran bapak saya, disini tidak ada siapa-siapa lagi hanya rumah kosong  karena semua telah pergi ke alam lain tapi terkadang saudara saya masih menyempatkan untuk tidur disini. Satu hari disini telah terdengar suara takbir dari kejauhan, tapi pemerintah belum menentukan pastinya lebaran jatuh pada hari apa. Malam hari telah tiba, semakin tidak jelas saja keputusan apa yang keluar dari pemerintah apakah jatuh hari esok atau lusa. Kalau di kampungku, sangat percaya diri dia masih melakukan solat tarawih. Solat tarawih disini sangat cepat sekali hanya sekitar 15 menit saja sudah selesai. Setelah tarawih, saya mencoba saja menelepon eci yang kemungkinan sudah tidak kesal lagi dengan saya, ternyata diangkat. Kurang lebih hanya sekitar 10 menit saja saya berbicara dengannya, mereka semua sangat kebingungan, warga pun sudah berkumpulan di Mushola  untuk mengikuti takling. Saya hanya menyuruhnya untuk tenang saja.  Dan akhirnya pemerintah memutuskan lebaran jatuh pada lusa bukan esok hari. Suara takbir yang dari tadi bergema menjadi sepi kembali, hanya beberapa surau yang masih terdengar takbir yang memang tidak sependapat dengan pemerintah.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar.. Kini semua surau berlomba-lomba memainkan bedug dan menggemakan langit dengan bangga menyuarakan Kebesaran-Mu..  Saya pun tak mau ketinggalan, walaupun hanya sebentar menyuarakan Kebesaran-Nya tapi sudah cukup tetesan air ini mengalir di kedua pipi. Sekitar jam sepuluh, saya menanyai kembali bagaimana acara disana tidak kepada eci takut dia kesal lagi tapi kepada dani. “Ahamdulillah, acara berlangsung sesuai rencana walupun tertunda karna hari kemarin tidak jadi, tapi antusias warga masih cukup banyak.” tutur dani. Syukurlah kalau begitu.. “Terima Kasih Teman”..
Semua akan berjalan dengan baik jika kita awali dengan niat yang baik pula..
Mohon Maaf Lahir Batin.. ;)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Coffee Tiwus © 2011 Design by Putro Sapno Pamungkas